Itulah yang diwariskan kepada anak cucu menjadi penyakit turunan, atau biasa dikenal dengan "dosa waris", yaitu potensi penyakit fisik termasuk sifat atau perilaku yang cenderung negatif yang diwariskan dari orang tuanya.Â
Bila si anak mampu berjuang menjalankan kehidupan yang baik dan seimbang, maka dia bisa menghapus dosa waris tersebut, memperbaiki struktur DNA sehingga penyakit fisik ataupun potensi sifat-sifat negatif tidak akan muncul dalam kehidupannya.Â
Makanya dalam Islam ada prosesi Khitan atau Sunat, dan di dalam Nasrani ada Pembaptisan, sebuah ritual simbolik untuk mengarahkan perilaku anak agar menjalani kehidupan Bersih-Seimbang, sehingga akan menghapus potensi penyakit maupun sikap.
Perlu diketahui, bahwa DNA manusia adalah seperti micro chip yang tertanam di setiap sel manusia, mampu merekam sifat atau perilaku baik ataupun buruk setiap manusia. Dan, saat manusia meninggal, DNA di dalam tubuhnya adalah rekaman terakhir dari perilaku manusia.Â
Tuhan akan menyimpan dan mengamankan DNA terakhir tersebut, yang akan menjadi Blue Print atau rancangan dasar wujud setiap manusia ketika dibangkitkan di masa kehidupan Akhirat. Jadi, jika seseorang saat sebelum meninggal, energi kehidupannya dimaksimalkan untuk berjuang menegakkan kebaikan atau keseimbangan, maka gelombang energi akan ditangkap dan direkam dalam DNA.
Ketika meninggal, orang tersebut mati membawa catatan sertifikat kebaikan dalam hidupnya. Dan, itu menjadi bekal utama saat menghadapi pengadilan Tuhan (penghakiman terakhir). Sebaliknya, seseorang jika sebelum meninggal banyak melakukan keburukuan, maka hal itu juga terekam dalam DNA-nya dan menjadi catatan atau sertifikat buruk atas perilaku orang tersebut. Â Â
Kemudian, ketika manusia dibangkitkan kembali pada tahapan kehidupan Akhirat, maka bentuk fisik masing-masing menyesuaikan dengan rekaman DNA saat meninggal (QS Al-Zalzalah:6-8). Bagi pejuang-pejuang penegak kehidupan seimbang, mereka akan dibangkitkan dengan fisik yang ideal menawan sesuai dengan rekaman DNA terakhir.Â
Bagi yang berperilaku buruk, maka bentuk fisiknya juga alan seburuk perilakunya, meskipun selama hidup di Dunia berpenampilan menawan. Pada bagian-bagian tubuh yang cacat menunjukkan selama hidup sering digunakan untuk hal-hal yang buruk. Â
Mereka akan berkelompok-kelompok, yang fisiknya normal ideal berkumpul sesamanya, yang cacat atau buruk juga berkumpul dengan sesamanya (QS Al-Waqiah:7-10). Dari sinilah, tubuh masing-masing telah memberikan kesaksian atas perilaku mereka selama hidup di Dunia, dan keputusan pengadilan Tuhan tidak akan salah sedikit pun (QS Al-Qiyamah:14-15, QS Al-Fushilat:20-21).Â
Selanjutnya, mereka yang dibangkitkan dengan fisik ideal akan dikerahkan memasuki ruang kehidupan yang indah, nyaman dan seimbang, habitat ideal untuk manusia.Â
Sebagian mereka yang pernah berjuang membangun dan menegakkan sistem kehidupan di Dunia mengatakan, bahwa ruang dan pola penataan kehidupan surgawi, mirip dengan apa yang pernah mereka bangun di Dunia, apakah Bait Allah, Kerajaan Allah, Madinah Al-Munawarah, ataupun tatanan yang pernah dibangun oleh Nabi-Nabi yang lain.