Sosok yang memberikan arti dalam kehidupan. Â Tak terlintas di setiap pikiran dan tindakannya akan pamrih dan imbalan. Mengalir saja pikiran dan tindakannya sebagai panggilan jiwa, bukanlah karena harta, tahta, apalagi wanita. Bukanlah karena itu. Bukan!
Tampil, hadir menonjol lantaran keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Dan, kebenaran adalah kelurusan hati dan kejujuran, jauh sekali sebagai kebetulan dan kebetulan. Itulah pahlawan!
Pahlawan sejati dan sejatinya pahlawan, tak butuh tanda jasa, piagam maupun penghargaan. Apalagi pentasbihan dalam suatu selebrasi. Sebab, manakala menghadap Sang Maha Pencipta takkan membawa apa-apa, dan pentasbihannya sudah tak dirasa lagi olehnya ...Â
Perjuangan menebartanamkan nilai-nilai kebajikan bagi umat manusia, korbankan harta jiwa dan raga itulah yang akan tertoreh, dikenang di perguliran sejarah peradaban manusia. Semesta alam adalah saksinya. Itulah pahlawan yang sesungguhnya, bukan pahlawan kesiangan yang membengkokkan sejarah ...
*****
Kota Malang, November di hari kesebelas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
  Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H