Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak Negeri Bagai "Gabah Diinteri"

20 September 2022   19:09 Diperbarui: 20 September 2022   21:25 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokpri.com

Pikiran membuncah

Perilaku pun kalut semrawut

Integritas menjadi kandas

Negeri mengarah jadi antah berantah

Sarat, penuh dengan mitos-mitos ndobos retorika pelipur lara

Dari mereka yang bertengger di puncak menara gading

Semuanya dan semuanya, hanya sedikit yang tersisa

Berlindung di balik jubah-jubah dan topeng-topeng sejuta wajah

Baca juga: Bait Allah

Sungguh amat memprihatinkan

Anak negeri bagai gabah diinteri

Tak memiliki pijakan tumpuan pasti

Karena acapkali dan seringkali dikibuli, dikadali

Lihatlah, saksikanlah apa yang terjadi saat ini?!

Takkan berhenti sebelum menuju ... mati ..!!

*****

Kota Malang, September di hari kedua puluh, Dua Ribu Dua Puluh Dua 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun