Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kusampaikan Kabar Gembira

19 September 2022   16:49 Diperbarui: 19 September 2022   16:51 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergembiralah dan bergembiralah!

Dalam suka di balik duka menghimpit suasana

Biarkanlah mereka yang berkata tentang mendung tak berarti hujan

Apa salahnya pula bila sedia payung sebelum hujan?

Terlintaskah di benak kita sebersit tanya dan menemukan jawabnya?

Geliat alam semesta seolah meronta, memberontak

Menggoyang tatanan budaya dan peradaban manusia

Terlintaskah?

Itulah isyarat peringatan bagi yang merasa dan waspada

Bernalar sehat dan berlogika membaca ayat-ayat Tuhan

Dalam firman-Nya, dari pantulan segala ciptaan-Nya

Serta yang terlingkup di dalamnya, geliat alam sagir geliat alam kabir

Sadarilah sebagai tanda-tanda ...

Lantas, terasakah dalam olah tilikan budi ini, ada apa dan mengapa semua ini?

Tentang bawah perut yang tak mengenal batas ranah siapa dan seharusnya

Mencuat membludak dipertontonkan sebagai hal biasa

Menggerus prinsip malu adalah sebagian dari iman

Beriringkan tentang atas perut dalam nafsu keserakahan

Membabi buta!

Menggilas menindas sesama yang tak berdaya

Dalam harap asa berbius marihuana pelipur lara

Dalam dongeng saling kasih sayang, saling memakmurkan 

Impian yang tak pernah bersua juntrungannya

Perilaku rasuah merajalelalah sebab karenanya

Cetak biru bersimbah muslihat 'tlah menjadi panglima

Mempesona dengan pencitraan luar biasa tiada tara

Bersuara menggema dari mimbar ke mimbar

Beraksi di atas panggung acara dan upacara

Diselipkan di setiap safari kunjungan demi kunjungan 

Hanya untuk melipur lara kepada yang papa dalam samsara

Sebisanya meronta dalam doa, tak tahu kemana tujuan dan pijakannya

Laksana buih mengombak di samudra kehidupan

Kusampaikan kabar gembira ini

Dari balik hingar bingarnya perilaku manusia yang kian mengharu biru

Dan, isyarat bencana yang menggejala tak terkira

Di bumi ini, di negeri ini, yang sudah seharusnya kita cintai

Karenanya, bersiaplah bersama-sama

Anda, saya, dan siapapun jua yang masih merindu dendam

Pada bahtera kehidupan harmoni, seimbang, adil nan sejahtera

Dalam balutan ajaran-Nya seperti yang 'tlah tertoreh dalam sejarah

Tersembul dari pancaran sang patron kehidupan para nabi-rasul ...

*****

Kota Malang, September di hari kesembilan belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.    

 

   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun