Kawan, sudah saatnya kusampaikan kepadamu. Di kala tak kuasa lagi aku menahannya. Sebelum ajal pun menimpa ...Â
Bahwa bekal yang kita kumpulkan menuju kematian, pernahkah kita tanyakan kembali ?Â
Apakah kita hidup hanya mengumpulkan bekal buat menuju kematian ? Hanya itukah ?Â
Lalu, realitas hidup yang sedang kita hadapi ini, bagaimana ?Â
Tak adakah tugas dan kewajiban kita dalam hidup ini sebagai ciptaan Tuhan, terhadap diri sendiri, keluarga, tetangga, bangsa, antar bangsa dan alam semesta ? Tak adakah ?Â
Apa hanya sekedar mencari bekal menuju kematian belaka ?Â
Kawan, kuuntai sajak ini, kulayangkan sajak ini ...
Entah, engkau bisa merasakannya atau tidak, wallahu 'alam ...Â
Sebab, aku sudah tak tahu dimanakah keberadaanmu, saat ini ...Â
Hanya gelombang frekuensi getar energi, yang mampu menembus pikiran kalbu kitaÂ
Dan, aku sedang berharap mendayagunakannya agar bisa sampai kepadamu, kawan ...Â