Apa kabar mahasiswa uin malaiki malang yang semoga berbahagia , ada info menarik nih tentang pemira yang terjadi di uin maliki malang. belakangan ini banyak sekali media-media yang secara sengaja memberikan opini opini dan berita HOAX di saat pemira, penyebaran berita ini dilakukan banyak di lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan bahkan ternyata ada juga yang dari lembaga resmi.
Apa sih dampak dari berita berita hoax ini bagi pembaca ?
Suaramahasiswa.
info, Unisba– Selama tahun 2016, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemeninfo) melakukan riset yang menghasilkan telah beredar 800.000 berita kabar bohong (hoax). Terkait berita palsu yang menyeruak, masyarakat Indonesia harus bersikap cerdas agar tidak terjebak dalam pemalsuan berita di internet. Salah satunya insiden yang terjadi di Indramayu adanya kerusuhan antar desa akibat berita provokasi di media sosial.
Hal tersebut pun ditanggapi oleh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Santi Indra Astuti. Ia menjelaskan masyarakat Indonesia mudah dimanipulasi oleh berita hoax. “Kecenderungan masyarakat indonesia itu sensitif jadi mudah sekali disentil secara emosi tapi tidak berpikir secara rasional atau jernih,” ujarnya saat ditemui di ruang dosen pada Kamis (19/01).
Menurut Ayu Andini, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengaku bingung untuk mengetahui berita yang fakta dan hoax. Menurutnya ia mempercayai saja berita yang dibaca di media mainstream. “Jika beritanya penting tetapi kalau ternyata hoax sangat disayangkan, jatuhnya menipu publik,” ucap mahasiswi 2014 tersebut.
Zidni Hadyarrahman, mahasiswa Prodi Farmasi 2013 menyayangkan fenomena berita hoax ini. Pasalnya pengaruh yang akan terjadi berdampak pada tindakan jangka panjang ke pembaca. “Dengan banyaknya media online yang ada, masyarakat banyak memilih untuk membaca media online dibandingkan koran. Jika disuguhkan berita hoax maka masyarakat akan salah mengambil tindakan yang menimbulkan provokatif.” tuturnya.
Apa sih yang terjadi di pemira uin malang ?
Yang terjadi di Uin Maliki Malang hari ini adalah banyak pihak-pihak yang menggunakan posisinya sebagai pemegang media resmi di kampus, mulai menyerang legalitas panitia penyelenggara PEMIRA. Seperti apa bentuk beritanya? Misalnya bikin poster dan stiker ajakan untuk boikot proses Pemilu Raya. Silahkan di cek sendiri kebenarannya, kebanyakan media yang menybarkan info hoax rata rata tidak pernah mendsarkan pada data yang valid atau mempunyai alasan yang rasional dalam memberikan informasi, dan rata-rata isi beritanya tidak pernah sama sekali tidak mewakili peristiwa atau kejadian di lapangan.
“Opini opini boleh saja tapi jangan sampek jadi fitnah dong , kasian pembaca nanti bak LPG mbeldos terkena provokasi hasil anda hasil media ahlun fitnah wal jamaah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H