Mohon tunggu...
Dyah Rezania Amin
Dyah Rezania Amin Mohon Tunggu... Guru - dyah

jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja

1 Desember 2019   01:39 Diperbarui: 1 Desember 2019   01:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak lemah tubuh ringkihnya
Menggigil pucat di pojok senja
Memohon sesen dua sen dari para pederma
Berharap susah berganti jaya

Duhai malam-malam senyap
Hentikan misteri yang terus merayap
Tak hendak menjauhkannya dari gelap
Hingga kaburlah perlahan segala pengap

Kabur..
langit tetap tampak gelap diatasnya
menorehkan sejuta keindahan yang tersembunyi
ia tak dapat menafsirkan
cukup dengan melihat, ia seolah melangkah lebih dekat dengan Sang Pencipta

Tuhanku..
Telah kudengar rintih-rintihnya
tangan mungil yang kotor
dan digambar berbagai cerita
yang cukuplah baginya bersandar pada hati dan lara

Tuhan, sekian dari ribuan kata yang aku tulis untuk-Mu
mungkin tak lama setelah ini kan terbalas luka sesuai janji-Mu
dan tak rasa sabar hati ini menunggu pertemuanku dengan-Mu
wahai Tuhanku

Akan datang ia sebentar lagi
menyampaikan berita bahagia padaku
hai Tuhanku.. Kau tahu?
pertemuan yang terindah
adalah saat pertemuanku dengan Mu 

sebulan berlalu..
Aku masih disini bersama malaikat-malaikat Mu
tertawa dan bercerita bersama-sama
dan disini juga, aku tahu agamaku..
malaikat malaikat Mu yang memperkenalkannya
ia salah satu dari sekian banyak penjaga kalam Mu Tuhan..
Pertemukan kami, saat kami kau ambil nanti..

Tuhan, kini kupercaya akan janji Mu
kau pertemukan aku dengan orang yang tak pernah kusangka sebelumnya
kini, kupasrahkan segalanya padamu
karena aku tahu, pada detik-detik terakhirku ini
kau telah beri aku nikmat yang tak terhingga indahnya

Tuhanku, menangis aku dihadapan Mu
hatiku berkata, tak lama lagi aku menemui panggilan Mu
bukan aku tak mau..
tapi hadirkanlah penggantiku kepada ibu dan nenek sebagai pelibur lara mereka
dan pengobat rindu kala aku telah tiada...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun