Tampak lemah tubuh ringkihnya
Menggigil pucat di pojok senja
Memohon sesen dua sen dari para pederma
Berharap susah berganti jaya
Duhai malam-malam senyap
Hentikan misteri yang terus merayap
Tak hendak menjauhkannya dari gelap
Hingga kaburlah perlahan segala pengap
Kabur..
langit tetap tampak gelap diatasnya
menorehkan sejuta keindahan yang tersembunyi
ia tak dapat menafsirkan
cukup dengan melihat, ia seolah melangkah lebih dekat dengan Sang Pencipta
Tuhanku..
Telah kudengar rintih-rintihnya
tangan mungil yang kotor
dan digambar berbagai cerita
yang cukuplah baginya bersandar pada hati dan lara
Tuhan, sekian dari ribuan kata yang aku tulis untuk-Mu
mungkin tak lama setelah ini kan terbalas luka sesuai janji-Mu
dan tak rasa sabar hati ini menunggu pertemuanku dengan-Mu
wahai Tuhanku
Akan datang ia sebentar lagi
menyampaikan berita bahagia padaku
hai Tuhanku.. Kau tahu?
pertemuan yang terindah
adalah saat pertemuanku dengan MuÂ
sebulan berlalu..
Aku masih disini bersama malaikat-malaikat Mu
tertawa dan bercerita bersama-sama
dan disini juga, aku tahu agamaku..
malaikat malaikat Mu yang memperkenalkannya
ia salah satu dari sekian banyak penjaga kalam Mu Tuhan..
Pertemukan kami, saat kami kau ambil nanti..
Tuhan, kini kupercaya akan janji Mu
kau pertemukan aku dengan orang yang tak pernah kusangka sebelumnya
kini, kupasrahkan segalanya padamu
karena aku tahu, pada detik-detik terakhirku ini
kau telah beri aku nikmat yang tak terhingga indahnya
Tuhanku, menangis aku dihadapan Mu
hatiku berkata, tak lama lagi aku menemui panggilan Mu
bukan aku tak mau..
tapi hadirkanlah penggantiku kepada ibu dan nenek sebagai pelibur lara mereka
dan pengobat rindu kala aku telah tiada...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H