Mohon tunggu...
Dyah Retna Prabaningrum
Dyah Retna Prabaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada. Tertarik dengan ilmu pengetahuan dan kegiatan menulis, hobi membaca buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berburu Beasiswa S2? Siapa Takut!

3 Juli 2024   18:57 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : freepik.com

Menurut Murniarsih beasiswa merupakan penghargaan yang diberikan kepada seseorang agar dapat menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa beasiswa merupakan suatu kesempatan untuk pelajar atau mahasiswa melanjutkan mimpinya dalam memperdalam ilmu pengetahuan. Beasiswa hadir sebagai peluang bagi siapapun yang memenuhi persyaratan untuk menerima fasilitas berupa akses tertentu terhadap suatu instansi atau bantuan keuangan. Manfaat tersebut tentu saja memberikan bantuan yang besar bagi masyarakat, maka dari itu peminat beasiswa jumlahnya seringkali tidak sedikit.

Di Indonesia sendiri beasiswa mulai muncul pada tahun 1952 melalui Departemen Pendidikan dan kebudayaan RI sebagai hasil dari kesepakatan konferensi meja bundar. Seiring dengan dinamika politik antara Indonesia dan Belanda beasiswa ini dialihkan. Semakin berkembangnya zaman dan seiring kondisi sosial politik yang kian stabil, pada saat ini telah banyak beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat Indonesia. Dengan adanya beasiswa ini diharapkan penerima beasiswa mampu berkontribusi terhadap perkembangan bangsa dan negara. Maka dari itu pemerintah menggelontorkan dana yang tidak sedikit bagi para penerima beasiswa.

Meskipun kesempatan menerima beasiswa merupakan suatu kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. Namun perlu kita renungi kembali urgensi atau pentingnya kita dalam mengajukan beasiswa tersebut. Dengan segala fasilitas yang diterima tentu saja perlu ada tanggungjawab moril bagi diri sendiri sebagai penerima beasiswa. Misalnya adalah kewajiban untuk berkontribusi bagi negeri. Meskipun dalam mewujudkan nasionalisme tersebut merupakan kewajiban seluruh bangsa Indonesia, tetapi para penerima beasiswa memiliki tanggungjawab lebih karena telah menerima dana pendidikan dari penerimaan negara yang salah satunya bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat. Maka dari itu tuntutan untuk memberikan kontribusi bagi negri layak disematkan pada para penerima beasiswa dari pemerintah Indonesia.

Tanggung jawab moril seperti yang disampaikan di awal bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti, melainkan perlu dijalani dengan penuh ketulusan. Karena di bumi pertiwi ini kita mendapatkan penghidupan maka selayaknyalah kita membalas hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Bagi para freshgraduate atau lulusan sarjana di Indonesia, banyak sekali pilihan beasiswa yang dapat diambil mulai dari beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, hingga pemerintah luar negeri. Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia sendiri antara lain beasiswa LPDP, BPI, Beasiswa S2 Kominfo, PMDSU, dan lain lain. Sementara itu dari pemerintah luar negeri terdapat beberapa beasiswa antara lain AAS dari pemerintah Australia, GKS dari pemerintah Korea Selatan, Chevening dari pemerintah UK, MEXT dari pemerintah Jepang, dan lain lain.

Beasiswa-beasiswa tersebut pada umumnya mensyaratkan skorl TOEFL ITP atau IELTS untuk dilampirkan. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui secara pasti sejauh mana kemampuan bahasa inggris yang dimiliki calon penerima beasiswa. Seperti diketahui jenjang pendidikan S2 memiliki tuntutan literasi yang lebih luas, dan banyak sumber literasi berbahasa inggris yang harus diketahui oleh mahasiswa S2, maka dari itu persyaratan ini relevan dengan kebutuhan mendatang para mahasiswa S2. Untuk meningkatkan skor TOEFL dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan soal dan mempelajari berbagai kemampuan dasar dalam bahasa inggris, misalnya membaca, mendengar dan menulis.

Selain skor TOEFL hal lain yang perlu dipersiapkan dalam pengajuan beasiswa pada umumnya adalah personal statement atau motivation letter atau esai sejenisnya, yang berisikan urgensi kita untuk mendapat beasiswa tersebut. Bagi seseorang yang tidak terbiasa menulis, hal ini dapat menjadi suatu tantangan, karena dalam menyusun motivation letter tentu saja kita harus mampu menyampaikan pesan dengan batasan jumlah kata namun menunjukkan suatu karakter yang membedakan dari peserta lain. Hal ini dapat disiasati dengan memikirkan sungguh-sungguh motivasi melamar beasiswa tersebut dan apa dampaknya bagi pemberi beasiswa dengan diterimanya kita sebagai pelamar.

Pada akhirnya proses panjang dalam melamar beasiswa akan memberikan rasa syukur bagi para penerimanya, karena dapat menjadi salah seorang dari banyaknya pelamar yang mengingkan kesempatan tersebut. Selain itu, fasilitas yang diterima juga patut disyukuri karena dapat meningkatkan ilmu pengetahuan bagi penerimanya. Serta kesempatan untuk berkontribusi pada bangsa dan negara juga semakin terbuka lebar dengan banyaknya jejaring yang dimiliki selama menerima beasiswa tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun