Mohon tunggu...
Dyah Retna Prabaningrum
Dyah Retna Prabaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada. Awardee LPDP. Tertarik dengan ilmu pengetahuan dan kegiatan menulis, hobi membaca buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bakti Kepada Kedua Orang Tua dan Makna Pengabdian

21 Maret 2024   00:18 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:55 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : id.pinterest.com

Mengarungi cerita kehidupan tidak bisa dilepaskan dari peran kedua orang tua. Banyak lika liku kehidupan dimana orang tua mengambil bagian di dalamnya. Maka dari itu hubungan orang tua dan anak bukan sekadar ikatan secara biologis, tetapi di dalamnya terdapat ikatan emosional yang melekat. 

Banyak orang tua yang dengan kerelaan hati memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mengusahakan bahkan dengan tertatih-tatih. Namun, sayangnya tidak semua hubungan orang tua dan anak berjalan dengan baik, beberapa cerita yang sering terdengar adalah kasus-kasus perseteruan antara orang tua dan anak. Kasus lain adalah tentang orang tua atau anak yang tidak memberikan tanggungjawabnya dan kewajibannya. Kemudian dalam kompleksnya hubungan antara orang tua dan anak tersebut, bagimanakah dengan makna pengabdian?

Pada dasarnya hubungan manusia ialah bersifat timbal balik. Seseorang memberikan sesuatu terhadap kita, maka rasa ingin membalas budi baik tersebut tentu saja ada. Termasuk dengan orang tua, kedua orang tua tentu saja sejak sang anak berada dalam kandungan telah menunggu momentum untuk bertemu dengan anak terkasih. 

Masa kehamilan tentu saja dapat dianggap sebagai masa yang sulit namun dengan ketulusan hati seorang ibu mampu melewati masa tersebut dengan sukacita. Lahir ke dunia ini merupakan suatu momentum yang menakjubkan, karena dengan lahir di bumi kita dapat mengalami masa pembelajaran hidup di bumi untuk mencapai kesadaran akan kebajikan yang lebih tinggi. 

Seiring bertambah dewasanya kita, konflik yang dialami tentu semakin kompleks, namun disanalah waktu yang tepat untuk menggunakan segenap ilmu yang kita miliki. Ilmu yang dikaitkan erat dengan pendidikan pada dasarnya tidak hanya diperoleh dari sekolah. Tetapi keluarga juga memiliki peran penting dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik kita.

Lantas dengan semua kebaikan yang diberikan oleh orang tua kita bagaimanakah kita harus membalasnya? Bila kita hitung secara material berapa banyak uang yang telah dihabiskan orang tua kita untuk membesarkan kita, tentu saja jumlahnya akan sangat banyak, belum lagi kebutuhan immaterial yang selama ini diberikan oleh orang tua kita, maka selamanya tidak akan cukup untuk membalas jasa kedua orang tua. 

Namun bagimanapun keadaannya orang tua ialah manusia biasa, mereka juga dapat melakukan salah dan memiliki kekurangan. Sebagai seorang anak, maka layaklah kita berbakti dan memberikan kasih yang sama besarnya dengan orang tua kita. Hal-hal sederhana yang kelak akan disadari sebagai sebuah hal besar adalah kegiatan membantu pekerjaan rumah sehari-hari. 

Pada dasarnya pekerjaan rumah tidak terikat kepada gender tertentu, tetapi bentukan sosial telah mengatur bahwa seyogianya adalah perempuan yang bertanggung jawab terhadap tugas rumah tangga. Namun sebagai anak hendaklah apapun jenis kelamin kita. Kita harus berkontribusi terhadap permasalahan rumah tangga. Karena permasalahan rumah tangga adalah hal yang harus dikerjakan seumur hidup.

Sederhananya sekecil apapun usaha kita untuk menyenangkan hati orang tua kita, adalah suatuhal yang baik. Karena pengabdian adalah suatu hal yang memerlukan ketulusan untuk melakukannya. Maka sayangilah kedua orang tua kita sebelum terlambat dan bantulah mereka dalam melewati kesulitannya, sama halnya dengan yang telah mereka lakukan selama ini. 

Kepada siapapun yang tidak merasakan kasih sayang seidealnya yang diberikan oleh orang tua, maka momentum ke depan adalah saat untuk kita memutus mata rantai hal tersebut. Kita dapat mengubah pengalaman pahit yang dirasakan, agar di masa selanjutnya generasi setelah kita dapat merasakan kasih sayang yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun