Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laki-laki, Perempuan, dan Ibu Mertua

21 Januari 2011   09:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295600821616494922

[caption id="attachment_86371" align="alignleft" width="300" caption="Source Pict. weemore.co.cc"][/caption] Ada sebuah pelajaran menarik saat saya, Kak Puji, dan Al Qaf berbincang seputar berbagai wacana keislaman. Salah satu yang menarik yaitu ketika membahas Al Qur'an.. eh..tau-tau malah langsung nyambung ke persoalan ibu mertua dan menantu. Ya..seorang laki-laki yang sudah menikah, kadangkala ada beberapa yang harus menghadapi konflik kecil yang terjadi antara ibunya yang melahirkannya dengan istrinya (menantu si ibu). Kadangkala ada suami yang terlalu sayang dan cinta dengan istrinya, sampai-sampai mengabaikan ibu kandungnya sendiri. Saat masih berstatus single, si lelaki tersebut dengan rutin menengok ibunya meskipun tak serumah lagi. Bahkan juga rutin menelepon atau sekedar meng-sms sang ibu setiap harinya. Namun ketika ia sudah menikah, ia jarang lagi menengok ibunya, dan bahkan sudah jarang menelepon ataupun sms. Dengan alasan bahwa istrinya membutuhkan banyak perhatian lebih. Bahkan tidak hanya itu, seringkali juga dapat kita temukan di beberapa kasus, bahwa untuk menghemat pengeluaran keluarga, si istri melarang suami yang ingin memberikan uang bulanan ke ibunya. Maafkan jika ada yang tersinggung dengan tulisan ini, namun seperti itu lah salah satu realita kehidupan berumahtangga, kata orang-orang yang sudah menjalaninya (soalnya saya belum sih). Hihihii.. :D Kata pak ustadz.. "Jalan utama perempuan menuju surga,yaitu dengan berbakti kepada kedua orangtuanya (jika masih single), dan berbakti kepada suaminya (jika sudah menikah)". "Sedangkan kami para lelaki, jalan utama kami meraih ridha Allah SWT untuk menuju surga, yaitu dengan berbakti kepada kedua orangtua kami (terutama kepada ibu)", ujarnya lagi. "Jadi, apakah itu berarti bahwa istri yang sangat mendominasi suaminya hingga suaminya sulit lagi berkomunikasi dengan orangtuanya (terutama ibunya) berarti telah menghalang-halangi suaminya untuk meraih ridha Allah SWT?", tanyaku. Pak ustadz menjawab: "Ya!.. sebab salah satu jalan utama para lelaki menuju surga yaitu dengan ridho Allah SWT melalui baktinya kepada orangtuanya (terutama ibunya). Untuk itu..jika kalian sudah menikah kelak, bersahabatlah dengan ibu mertua kalian. Sayangi dan cintai seperti kalian mencintai ibu kalian sendiri, bukannya malah bersaing untuk merebut perhatian suami karena sesungguhnya ibu suami kalian lebih berhak terhadap anaknya (suami kalian) daripada kalian sebagai istrinya" Semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. NB: Al Qaf, syukran telah berbagi ilmu.. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun