Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesejatian Itu di Belakang

17 Maret 2010   04:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:22 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika Anda adalah seorang yang perfeksionis dan selalu rapi dalam segala hal. Apa yang ada di benak Anda saat bertemu dengan orang yang penampilannya mengusik kenyamanan pandangan mata Anda? Mungkin saja Anda akan merasa gemes atau mungkin juga benci dengan orang tersebut.

Tapi bagaimana jadinya bila ternyata suatu hari, orang tersebut menolong Anda terhindar dari suatu kejahatan? Tentu Anda akan merasa bersalah dan paling tidak merasa malu karena pandangan awal Anda ternyata tidak seperti nilai akhir yang Anda peroleh tentang orang tersebut.

Kesan awal tidak lah serta merta akan sama dengan nilai akhir. Semuanya akan tergantung pada beberapa hal, salah satunya yaitu bagaimana usaha Anda untuk bisa memperoleh justifikasi atas kesan awal yang telah Anda peroleh. Walaupun sebenarnya, meskipun Anda tidak berusaha mencari justifikasi itu, Tuhan tetap akan menunjukkannya, namun waktunya yang tidak kita ketahui kapankah justifikasi itu akan kita dapatkan langsung dari Tuhan.

Seringkali dalam melakukan justifikasi, semangat kita memudar. Dan tidak sedikit orang-orang berhenti mencari justfikasi atas kesan awalnya terhadap sesuatu. Mereka menyerah. Padahal seandainya saja mereka tidak berhenti mencari jawaban itu, maka mereka akan menemukannya. Entah nilai akhir itu sama dengan nilai awal yang diketahui, atau kah justru sebaliknya.

Setiap usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan informasi mengenai nilai akhir dari suatu nilai awal yang pernah kita terima, menunjukkan konsistensi kita. Di situlah kesejatian ada. Karena itu kesejatian biasanya selalu ada di belakang. Dan yakinlah, jika memang kesejatian yang Anda tunjukkan adalah konsistensi sikap yang positif, DIA akan membalasnya dengan sesuatu yang jauh lebih manis. Kita hanya perlu menunggu (bersabar) untuk menggapai nilai akhir itu.

Salam.

NB: terinspirasi dari kalimat akhir yang dikemukakan oleh seorang motivator di salah satu acara di Smart FM pada 16 Maret 2010 pukul 21.45 WITA bahwa “kesejatian itu biasanya letaknya di belakang”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun