Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia dan Keputusan-keputusan Tidak Rasional (Part 3 of 3)

17 Juli 2011   22:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:36 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini postingan terakhir dari Postingan bertema Manusia dan Keputusan-keputusan Tidak Rasional.

Sebelumnya, kita bahas ulang lagi asumsi kondisi yang saya paparkan di postingan pertama dan kedua.

Sebuah negara antah berantah tempat Anda berdomisili sedang mempersiapkan program untuk menghindari diri dari sebaran wabah penyakit aneh dari negara lain, yang diperkirakan akan membunuh 900 orang. Dua program alternatif untuk memerangi penyakit telah diusulkan dan dengan beberapa asumsi setiap program akan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:

Jika program A dilaksanakan, 300 orang akan terselamatkan.

Jika program B dilaksanakan, ada 1/3 kemungkinan 900 orang selamat, dan 2/3 kemungkinan tidak seorangpun akan terselamatkan.

Pemerintah menawarkan dua opsi lagi (Program C dan D) dengan konsekuensi-konsekuensinya sebagai berikut:

Jika program C dilaksanakan, 600 orang akan mati.

JIka program D dilaksanakan, ada 1/3 kemungkinan bahwa tidak seorangpun akan mati, dan 2/3 kemungkinan bahwa 900 orang akan mati.

Nah,ternyata pilihan A dan B sebenarnya sama persis dengan pilihan C dan D. Kita lebih mudah melihatnya ketika mendampingkan dua pasang pilihan tersebut. Namun ternyata meskipun A dan B itu sama dengan C dan D, menurut penelitianKahneman dan Tversky, program mana yang dipilih oleh subjek tergantung bagaimana hal tersebut diuraikan.

Kebanyakan orang lebih menyukai untuk memilih A daripada B (untuk pilihan A dan B), namun ketika susunan pilihan sedikit dimodifikasi (yang sebenarnya tetaplah sama), pilihan orang-orang juga menjadi berubah. Untuk pilihanC dan D, orang-orang banyak yang lebih memilih D.

Inkonsistensi orang-orang dalam menentukan pilihan inilah yang saya sebut sebagai keputusan yang tidak rasional. Sebab seharusnya jika seseorang rasional, ia akan tetap memilih hal yang sama (sama-sama pasti atau sama-sama menggantungkan nasib pada berbagai probabilitas yang ada). Kebanyakan orang lebih suka memilih yang pasti untuk sesuatu hal yang dianggapnya bermanfaat untuk dirinya, dan menghindari keputusan yang pasti untuk sesuatu hal yang dianggapnya bukan sesuatu hal yang baik.

Orang-orang yang cenderung memilih A dan C adalah orang-orang yang jelas menginginkan sebuah kepastian dengan mengharapkan minimnya risiko yang ada. Sedangkan orang-orang yang cenderung memilih B dan D adalah orang-orang yang sepenuhnya bergantung pada probabilitas. Mereka (orang-orang yang dalam jumlah kecil, memilih B dan D) adalah orang-orang yang berani mengambil risiko yang lebih besar dengan harapan dapat memperoleh sesuatu yang juga jauh lebih besar, dan orang-orang seperti inilah yang biasanya menjadi pemain handal di pasar saham. Mereka berani mengambil keputusan untuk setiap hal yang belum pasti (tentu saja dengan risiko besar yang kemungkinan akan mereka hadapi).

Sayangnya, menurut sebagaian orang, hasil analisis ini tidaklah sepenuhnya benar. Ya, tidaklah sepenuhnya benar bahwa orang-orang yang memilih A dan C adalah orang-orang yang cenderung menghendaki risiko yang minim, dan orang-orang yang memilih B dan D adalah orang-orang yang berani menanggung risiko yang jauh lebih besar, sebab paparan kondisi yang disebutkan dengan berbagai tawaran solusi yang ada, tidaklah digambarkan secara detail (bagaimana prosedur pelaksanaannya, pihak-pihak yang terlibat, anggaran yang digunakan, dan berbagai kendala yang harus dihadapi dalam setiap program yang ada).

Namun, bukankah kehidupan memang seperti itu? Penuh dengan berbagai ketidakpastian. Seperti kata Prof.W.I.M.Poli dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Strategik Melalaui Cerita Kecil”, ada sebuah pesan yang menarik untuk disimak, yaitu:

“Orang yang berhasil biasanya mengubah haluan hidupnya karena sinyal-sinyal yang samar-samar, yang ditangkapnya dari lingkungan yang sedang berubah secara perlahan-lahan tetapi pasti”

Jadi, apakah benar manusia penuh denga keputusan-keputusan yang tidak rasional? Anda sudah mempunyai jawabannya masing-masing bukan? :)

Semoga bermanfaat dan selamat berhari Senin! I luv Monday!... ^_^

NB:

-Terima kasih untuk yang sudah bersedia mengikuti ketiga bagian tulisan ini.

-Daftar bacaan terkait tulisan ini yaitu: The Logic of Life (page 19-20), Manajemen Strategik melalui Cerita Kecil (page 9-10), dan beberapa penelitian Daniel Kahneman dan Tversky.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun