Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makassar: Akankah Kelak Bernasib Serupa dengan Jakarta?

24 Januari 2011   11:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295867682955521470

[caption id="attachment_86808" align="alignleft" width="300" caption="Pantai Losari: salah satu icon Makassar (Source Pict.: abemakassar.com)"][/caption] Makassar.. tiap pagi, siang, dan sore.. di jalan-jalan utamanya selalu saja macet. Suatu hari saat ada demonstrasi dan jalanan menjadi macet total, seorang reporter TV mewawancarai melaporkannya secara langsung, dan di akhir laporannya ia berkata "Orang-orang harus mencari jalan alternatif" Hahahha...yang tinggal di Makassar tentu saja kalau bukan dongkol, ya terbahak-bahak mendengarnya. Bagaimana tidak? Makassar itu tidak punya jalan alternatif untuk rute jalan utama. Ditambah lagi, di sepanjang jalan utama itu yang berjejer adalah kantor-kantor pemerintah, rumah sakit, pemakaman umum, sekolah, mall, dan berbagai universitas yang tentu jumlah mahasiswanya tidak sedikit. Belum ditambah lagi tempat makan, pasar, dan swalayan-swalayan. Intinya berbagai variasi sarana publik, ada di sepanjang jalan utama. Jadi, rasional kan kalau sepanjang jalan utama selalu macet? Terutama di jam-jam berangkat ke kantor dan jam pulang kantor. Dijamin kena macet!.. Oh ya, by the way, yang saya maksud jalan utama dalam hal ini yaitu sepanjang jalan Urip Sumoharjo hingga Jalan Perintis Kemerdekaan. Bila kita tengok dari sisi penataan kota (maaf, saya hanya menulis dari sudut pandang saya sebagai orang awam), penataan kota yang sedemikian rupa (dimana sarana-sarana publik semua berada di pinggir jalan utama) memang meniscayakan kemacetan sebab selain karena tidak adanya jalan alternatif, juga karena jumlah kendaraan di Makassar selalu meningkat tiap tahunnya. Coba saja tengok data berikut: "Main Dealer Hyundai di Makassar, PT Gowa Dinasti Motor (GDM), membukukan penjualan mobil untuk Sulawesi Selatan (Sulsel) sebanyak 116 unit, selama 2010. Head Operation GDM, Andi Abdullah, Rabu (12/1), di Makassar, mengatakan, di banding tahun sebelumnya, penjualan mobil Hyundai di Sulsel mengalami pertumbuhan sebesar 84 persen, dimana penjualan di 2009 sebanyak 65 unit mobil"- (Tribun Timur, 13 Januari 2011). Terus baca ini lagi.. "Penjualan mobil di 2010 tumbuh sangat signifikan, bahkan di empat provinsi di Sulawesi seperti Sulsel, Sulbar, Sulteng dan Sultra mencapai angka 31.500 unit. Direktur Operasional PT Hadji Kalla, Hariyadi Kaimuddin, dalam jumpa persnya, kemarin, menyebutkan, dari angka itu sekitar 70,7% mobil itu terjual di Sulsel, Sulbar 3%, Sulteng 16% dan Sultra sekira 9%" - (UPEKS Online, 18 Januari 2011). Berdasarkan berita yang di UPEKS, berarti, untuk wilayah Sulawesi Selatan berarti ada sekitar 22.270 unit mobil yang terjual. (sebagai catatan: jumlah penyebaran penduduk Sulsel bertumpu di Makassar sebesar 16,7% dari total 23 kabupaten/kota "Jumlah unit berdasarkan Polreg (polisi Registration) yang terjual di Sulsel mencapai 22.800 unit naik 46% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 16.368 unit. Khusus di kota Makassar seja, rata-rata sebulan itu terjual 1.000-an lebih, dimana selama setahun penjualan mencapai 12.950 unit" - (UPEKS Online, 18 Januari 2011). Nah..kan jadi bila kita perkirakan angka kisaran kasarnya, kira-kira tiap tahun jumlah mobil yang terjual di Makassar yaitu minimal 10ribu unit mobil. Sedangkan untuk diketahui, jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2010 (berdasarkan data terbaru BPS 2010) yaitu sekitar 1.339.374 jiwa (catatan: terdapat 861692 jiwa penduduk usia produktif pada tahun 2007, yaitu sekitar 70,4% dari total penduduk pada tahun 2007). Jika kita asumsikan jumlah penduduk usia produktif di Makassar pada tahun 2010 yaitu 800.000 jiwa, dan total penjualan mobil di Makassar misalnya 10.000 unit mobil, maka terdapat probabilitas sekitar 1% dari total penduduk usia produktif di Makassar memiliki mobil. Dengan asumsi tersebut, bisa diperkirakan baru sekitar 1% dari total penduduk usia produktif saja yang menggunakan mobil, dan Makassar sudah macet sedemikian rupa? Tentu tidak dapat dipungkiri, bahwa kemacetan di Makassar juga turut dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pete-pete (angkutan umum), motor, becak yang kadangkala mengambil rute jalan di tengah, serta terkait penataan kota seperti yang telah saya jelaskan di atas. Dari semuanya, ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan, entah itu akan dinilai negatif atau positif: 1. Bagi para pengusaha dealer, terdapat peluang yang cukup besar untuk menjadikan Makassar sebagai new emerging market. 2. Bagi pemerintah maupun stakeholder terkait, untuk beberapa tahun ke depan, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan, pemerintah perlu menyiapkan persiapan lebih sejak awal. Salah satu persiapan yang telah dilakukan sejak tahun 2010, yaitu penambahan luas jalan utama. Namun tetap saja tidak menjadi solusi atas kemacetan yang ada. 3. Bagi para penduduk awam seperti saya, mari lebih banyak menanam pohon di halaman rumah (lho?kok nggak nyambung?). Hehehee..iya lah..soalnya kalau dalam beberapa tahun ke depan Makassar semakin macet dan hiruk pikuk, dimana lagi kita bisa mendapatkan udara segar yang masih fresh jika bukan dari halaman rumah kita sendiri? :) Sedangkan sekarang aja, nggak sedikit orang yang olahraga pagi bawa mobil ke pantai (bawa sepeda lipat dalam mobil, terus sampai di pantai, sepeda lipatnya baru dipakai). Saya nggak mau Makassar jadi macet, baru hujan dikit langsung banjir, dan nggak nyaman.. Untuk itu, yuk peduli sama kota kita!.. :) Untuk sementara itu saja. Terima kasih untuk yang sudah membaca.. maaf jika tulisannya berantakan.. maklum..yang nulis adalah orang awam. Jadi keputusan akhirnya tetap di tangan pembaca..syukur-syukur kalau ada yang mau bantu koreksi data :) Terima kasih. Link-link terkait: 1. http://makassar.tribunnews.com/read/artikel/145599/penjualan-hyundai-tumbuh-84-persen 2. http://ujungpandangekspres.com/view.php?id=59724 3. Data BPS 2010 NB: tulisan ini juga saya posting di blog pribadi saya (dyahresty.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun