Coaching Untuk Supervisi Akademik
Pengertian Coaching
Coaching (Whitmore:2003) adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai "bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif."
Paradigma Berpikir Coaching :
- Fokus pada coachee.
- Bersikap terbuka dan ingin tahu lebih banyak.
- Memiliki kesadaran diri yang kuat.
- Saya membantu coachee untuk melihat peluang-peluang baru.
Prinsip Coaching :
- Kemitraan
- Percakapan kreatif
- Memaksimalkan potensi
Ki Hadjar Dewantara (dalam modul 2.3) menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun' tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.
Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun). Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.
Peran saya sebagai seorang coach di sekolah :
1) Fokus pada coachee (rekan yang akan dikembangkan), yang diawali dengan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakan pada murid.
2) Menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
 3) Sebagai seorang guru (pendidik/pamong). Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid.
Keterkaitan dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi dan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan modul 2.3. coaching untuk supervisi akademik. Â Pembelajaran berdiferensiasi diberikan di kelas sesuai dengan pemahaman sebagai berikut : 1) Pembelajaran berdiferensiasi bersifat proaktif; 2) Pembelajaran berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif; 3) Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada penilaian; 4) Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk; 5) Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid; 6) Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual; dan 7) Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, setiap murid difasilitasi untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada murid untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru dapat memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki murid melalui proses identifikasi kebutuhan belajar yang tepat.
Dalam modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional diberikan kepada murid agar memiliki : 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen diri, 3) Kesadaran sosial, 4) Keterampilan berelasi, dan 5) Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk membantu mengelola aspek sosial dan emosional diri sendiri yang berperan sebagai guru dan dapat menerapkan pembelajaran sosial emosional guna mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak komunitas sekolah. Penerapan pembelajaran sosial emosional memiliki manfaat bagi murid dalam mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Sikap positif yang dimaksud yaitu, memiliki empati dan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Keterampilan Coaching dengan Pengembangan Kompetensi sebagai Pemimpin Pembelajaran
Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti namun untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, kita mempelajari 3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah. Berikut ini adalah kompetensi inti coaching :
- Kehadiran Penuh/Presence merupakan kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.Â
- Mendengarkan Aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada di pikirannya termasuk penilaian terhadap coachee. Kemampuan mendengarkan aktif atau menyimak perlu dilatih untuk
- Mengajukan Pertanyaan Berbobot. Dalam melakukan percakapan coaching ketrampilan kunci lainnya adalah mengajukan pertanyaan dengan tujuan tertentu atau pertanyaan berbobot. Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.
Setelah mempelajari bagaimana mendengarkan aktif, berikut ini adalah salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA yang diperkenalkan oleh Julian Treasure.
R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan sema informasi yang disampaikan coachee. Â
A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee.
S (Summarize/Merangkum), saat coachee selesai bercerita rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama.
A (Ask/Tanya) mengajukan pertanyaan berbobot berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengajukan pertanyaan.
Sebelum membahas dan memberikan contoh alur yang spesifik dari setiap percakapan coaching di atas, menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun murid.
TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum - Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung.
2. Identifikasi - Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi.
3. Rencana Aksi - Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat.
4. TAnggungjawab - Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya. Â
Keterampilan coaching sangat terkait dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru diharapkan mampu mengelola dan mengarahkan proses pembelajaran yang efektif dan membantu murid mencapai tujuan pembelajaran. Proses coaching juga merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Guru bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menguji pemahaman murid terhadap materi pelajaran, sedangkan coach bertujuan untuk membantu murid mengembangkan keterampilan dan potensi mereka dengan mendorong mereka untuk berpikir secara kritis dan kreatif.
Kita adalah guru yang akan menjadi penuntun bagi murid. Untuk itulah kita perlu belajar menggali potensi kita sebagai coach agar murid dapat memerdekakan dirinya untuk mencapai tujuan dalam hidupnya dengan menggali potensi dalam dirinya. Kesuksesan memerlukan latihan demi latihan di setiap waktu, diperlukan konsistensi kita sebagai guru untuk melatih dan melatih murid dengan penuh semangat. Salam dan Bahagia.
- A teacher is someone who shows you the path to success, walks along with you, and when you reach the top, applauds for you -- Bhawna Gautam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI