Mohon tunggu...
dyah santi
dyah santi Mohon Tunggu... -

aq hidup untuk cinta-Nya... selebihnya untuk menghadapi lika-liku kerasnya kehidupan...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jimat Sakti Para Koruptor...????

10 Juni 2011   09:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata korupsi untuk saat ini memang menjadi sesuatu yang sangat sering kita dengar bahkan setiap hari kita melihat kabar tentang korupsi baik dimedia cetak maupun media elektronik. Sampai-sampai mungkin kita eneg mendengarnya karena seakan kasus korupsi di Indonesia sangat kompleks karena saling berhubungan satu sama lain dan sangat sulit diungkap karena adanya kongkalikon atau saling menutupi.

Saat ini banyak kasus korupsi yang terungkap sejak adanya Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Banyak para pejabat yang ditangkapi oleh KPK karena melakukan korupsi dan dijadikan tersangka. Akan tetapi banyak para koruptor kita yang jelas-jelas telah melakukan korupsi tetap saja beralasan untuk menghindar dari jeratan hukum. Dan senjata paling ampuh untuk menghindar dari jeratan hukum adalah beralasan sakit. Alasan inilah yang banyak digunakan oleh para kotuptor. Kita lihat saja kasus yang sedang anget-angetnya yaitu kasus Nazaruddin yang diduga melakukan korupsi belum sampai ditangkap sudah kabur ke Singapura dengan alasan sakit. Yang lebih aneh lagi adalah kasus Nunun Nurbaeti yang juga melakukan korupsi beberapa tahun yang lalu nisa mendapat izin berobat ke Singapura karena sakit lupa ingatan berat (amnesia berat) yang lebih mencengangkan Nunun sudah sekitar 2 tahun berada diluar negeri untuk menghindar dari jerat hukum di Indonesia.

Sungguh mengecewakan melihat situasi seperti ini, jika dilihat apakah tidak ada dokter di Indonesia yang bisa mengibati penyakit-penyakit para koruptor sehingga mereka tidak bisa menghindar dari jerat hukum dari perbuatan yang telah mereka lakukan. Kita lihat saja bagaiman kedepan semoga lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun