"Tamu Tengah Malam"
Rina tinggal sendirian di sebuah rumah tua di pinggiran kota. Malam itu, hujan deras mengguyur dengan petir yang sesekali menyambar. Rina sedang duduk di sofa sambil membaca buku, menikmati secangkir teh hangat, ketika terdengar suara ketukan di pintu depan. Â
*Tok... Tok... Tok.*Â Â
Jam menunjukkan pukul 11 malam. Rina ragu untuk membuka pintu. Siapa yang datang larut malam seperti ini? Dia mengintip melalui lubang intip, tapi tidak ada siapa-siapa. Â
Dia mengabaikannya, tetapi beberapa menit kemudian, ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Â
*TOK! TOK! TOK!*Â Â
Rina mulai merasa tidak nyaman. Dia memberanikan diri untuk membuka pintu, tetapi yang ada hanyalah gelap dan hujan deras di luar. Tidak ada jejak siapa pun. Dia menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Â
Namun, saat dia berbalik, dia mendengar sesuatu di dalam rumah. Suara langkah kaki pelan di lorong belakang. Dia merasakan tubuhnya membeku. Â
Dengan jantung berdebar, dia melangkah menuju lorong, lampu-lampu di rumahnya mulai berkedip. Suara langkah itu semakin mendekat. Ketika dia sampai di ujung lorong, dia melihat bayangan seseorang berdiri di dapur, membelakanginya. Â
Rina memanggil, "Siapa di sana?"Â Â
Bayangan itu perlahan berbalik, memperlihatkan wajah pucat dengan mata hitam legam yang kosong. Makhluk itu tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi tajam. Sebelum Rina sempat lari, makhluk itu berbisik, "Aku bukan tamu. Aku sudah lama di sini."Â Â