Mohon tunggu...
dyahmeritha
dyahmeritha Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Gak tau kenapa aku merasa hanya lewat tulisan aku bisa menggambarkan semua perasaan, pikiran yang aku pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Di Bawah Langit Firenze

29 November 2024   20:07 Diperbarui: 29 November 2024   20:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

"Tapi dunia Anda akan hancur jika saya tinggal," jawab Isabella lirih.

Dengan hati berat, Lorenzo membiarkannya pergi. Tapi sebelum Isabella meninggalkan studio, ia berdiri di depan lukisannya yang telah selesai. Di kanvas itu, Isabella tampak seperti dewi, penuh kehidupan, dengan mata yang seolah memandang masa depan yang cerah.

"Tolong simpan ini untukku," bisiknya.

Tahun-tahun berlalu. Lorenzo menjadi pelukis terkenal, tetapi di setiap karya agungnya, selalu ada jejak Isabella---mata, senyum, atau siluetnya yang samar. Ia tak pernah tahu di mana Isabella, tapi ia percaya bahwa cinta mereka tak akan pernah hilang.

Di suatu tempat di dunia, Isabella duduk di bawah langit lain, mengingat setiap senja bersama Lorenzo. Meski tak bersama, mereka tahu cinta mereka hidup di dalam lukisan itu---abadi, seperti Firenze di bawah langit jingga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun