"Tapi dunia Anda akan hancur jika saya tinggal," jawab Isabella lirih.
Dengan hati berat, Lorenzo membiarkannya pergi. Tapi sebelum Isabella meninggalkan studio, ia berdiri di depan lukisannya yang telah selesai. Di kanvas itu, Isabella tampak seperti dewi, penuh kehidupan, dengan mata yang seolah memandang masa depan yang cerah.
"Tolong simpan ini untukku," bisiknya.
Tahun-tahun berlalu. Lorenzo menjadi pelukis terkenal, tetapi di setiap karya agungnya, selalu ada jejak Isabella---mata, senyum, atau siluetnya yang samar. Ia tak pernah tahu di mana Isabella, tapi ia percaya bahwa cinta mereka tak akan pernah hilang.
Di suatu tempat di dunia, Isabella duduk di bawah langit lain, mengingat setiap senja bersama Lorenzo. Meski tak bersama, mereka tahu cinta mereka hidup di dalam lukisan itu---abadi, seperti Firenze di bawah langit jingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H