Mohon tunggu...
Dyah KusumaNingrum
Dyah KusumaNingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya menyukai membaca novel dan bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pengaruh Teknologi Artficial Intelligence dalam Alih Sumber Daya Manusia

18 Juni 2023   11:04 Diperbarui: 18 Juni 2023   13:12 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, dimana teknologi informasi dan informasi melaju sangat pesat, salah satunya yaitu AI (Artificial Intelligence). Kita tidak bisa memungkiri bahwa teknologi AI trlah mengubah berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Pemanfaatan teknologi AI tidak hanya terbatas di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, tetapi juga di sektor jasa, perbankan, manufaktur , bahakan pemerintah. Sekarang ini banyak sekali pekerjaan-pekerjaan manusia yang diambil alih oleh AI, sehingga banyak manusia sekarang yang kehilangan pekerjaannya. Alih daya sumber daya manusia menjadi strategi yang populer dikalangan dikalangan perusahaan, dan dengan adanya AI, perubahan besar terjadi dalam implementasi alih daya.

            Apa si Artifical Intelligence atau yang biasa disebut AI? Artificial Intelligence atau AI adalah kecerdasan yang ditambahkan pada suatu sistem, yang bisa diatur oleh oleh kita. Andreas Kaplan dan Michahel Haenlein mengartikan kecerdasan buatan sebagai kemampuan sebuah system untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan atau tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel. Sedangkan menurut Lasse Rouhiainen (dalam Nurlaela Arief 2019) "Artificial Intelligence the ability of machinestouse algorithms to learn from data and use ehat has been learned to make decision like human would, AI is system that think like human, system that act like humas, system that think rationally, system that act ratonally".

            AI memiliki peran penting dalam alih daya sumber daya manusia dengan membantu sebuah proses pemgumpulan  data dan analisis data, selesi kandidat, manajeman sebuah kinerja, dan pengembangan karyawan di sebuah peusahaan. Teknologi AI ini sangat memungkinkan sebuah perusahaan untuk dapat mengoptimalisasikan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber day manusia daan dapat meningkatkan efisiensi operasional.

            Di beberapa negara pengimplementasian AI sudah mencapai 56%. Namun, di Indonesia sendiri pengimplementasian AI masih tergolong rendah, karena masih banyaknya permasalahan seperti skill para pekerja yang belum mampu menguasai pengoperasian AI, aerta kurangnya investasi di Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur AI. Di dalam penelitian terdahulu, para peneliti menyimpulkan bahwa penyerapan teknologi di Indonesia lebih rendah di bandingkan negara-negara asia pasifik lainnya (Gusikin, et al.,2007; Windarto et al.,2007; Syifa et al.,2019). Terhitung hanya 14 perusahaan di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi AI. (Hou et al., 2018; Nieuwesnhuis, Ehnrenhard, & Prause, 2018). Hambatan utama yang membuat Indonesia tertinggal dalam pemanfaatan tekonologi AI adalah biaya instalasi perangkat AI yang tinggi sehingga tidak semua sektor mampu berinvestasi pada AI.

             Dampak positif dari pengimplementasian AI adalah berkurangnya waktu untuk menunggu dan dapat meningkatkan kualitas hasil proses atau layanan (Fallis, 2013). Akan tetapi di beberapa negara berkembang, AI mengakibatkan banyak tantangan karena mengurangi jumlah serapan sumber daya manusia. Pion utama AI di Indonesia antara lain, adalah perusahaan multinasional (Google dan Facebook), perusahaan telekomunikasi (PT. Telkom Tbk, PT. Telkom Sigma, dan PT. XL Axiata Tbk.), start up (Snapchat, Kata.ai, Deligence, dan lain-lain).

            Artificial Intelligence dapat menjadi alat yang ampuh dlam mengubah big data yang di dapatkan melalui berbagai sumber internet di dalam segala aspek kehidupan. Adanya ide tersebut diharapkan mampu menolong manusia sehingga bisa menikmati kehidupan yang lebih bermanfaat. Manusia tidak di jajah oleh kehadiran teknologi revolusi industri 4.0, tetapi memanfaatkan berbagai teknologi tersebut untuk kehidupan manusia yang lebih baik (Haqqi & Wijayati, 2019).

            Di balik kelebihannya, AI ternyata memiliki beberapa kelemahan di bandingkan kecerdasan alami, yaitu:

  • Kecerdasan buatan lebih bersifat permanen
  • Kecerdasan buatan lebih mudah di duplikasi dan di sebarkan
  • Kecerdasan buatan lebih terjangkau dibandingkan dengan kecerdasan alami
  • Kecedasan buatan bersifat kontisten
  • Kecerdasan buatan dapat di dokumentasikan

Perkembangan AI dari masa ke masa akan semakin canggih oleh karena itu manusia harus mengupgrade diri, dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang informasi dan telekomunikasi serta membuat diri menjadi lebih kreatif. Pada hakikatnya AI memang bisa menggantikan beberapa perkerjaan yang dikerjakan oleh manusia namun AI tidak bisa menggantikan kecerdasan alami dan sisi emosionalnya dari manusia, oleh karena itu manusia harus memelihara dan mengembangkan kecerdasan alami dan sisi emosional manusia, dikarenakan kecerdasan alami manusia lebih sulit di produksi sehingga kita harus menjaganya.

Alih daya sumber daya manusia atau yang biasa di sebut outsourching adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan oleh suatu perusahaan pemberi pekerjaan kepada perusahaan lain sebagai penerima perkerjaan. Outsourching memiliki 2 jenis tujuan, yaitu tujuan strategis dan tujuan berjangka. Maksud dari tujuan strategis adalah dengan melakukan outsourching perusahaan ingin meningkatkan kemampuan berkompetensi, atau ingin meningkatkan  atau mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Sedangkan tujuan berjangka di maksudkan bahwa tujuan strategis selalu berjangka Panjang, bukan untuk keperluan sesaat. Dikarenakan untuk menjaga kehidupan berorganisasi dan mengusahakan perkembangan sebuah perusahaan adalah tujuan yang terus-menerus  dan berjangka Panjang.

Perlu kita sadari bahwa seberapa baik konsep dari outsourching sebagai alternatif dalam sebuah perusahaan tidak selamanya berhasil, kita tidak bisa mengabaikan sejumlah resiko apabila konsep outsourching yang kita rancang gagal. Menurut Amin Widjaja Tunggal bahwa resiko yang mungkin muncul adalah, sebagai berikut:

  • Produktivitas akan enurun apabila perusahaann outsourching yang dipilih tidak kompeten
  • Apabila proses seleksi, pelatihan, dan penempatan tidak dilakukan secara cermat oleh perusahaan
  • Terkena kewajiban ketenagakerjaan, jika perjanjian kerja sama dengan perusahaan lain tidak dilakukan dengan tegas dan jelas
  • Regulasi yang belum kondusif akan membuat care dan non care business yang belum jelas
  • Pemilihan perusahaan jasa outsourching  yang salah dapat berakibat  beralihnya status hubungan kerja dari pemberi jasa pekerja ke perusahaan penerima jasa pekerja.

Tantangan yang dihadapi dalam alih daya sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut:

  • Kehilangan sebagian besar kendali langsung atas tenaga kerja
  • Resiko kebocoran data lebih besar
  • Memastikan kualitas layanan
  • Perubahan dalam budaya di sebuah perusahaan
  • Pertimbangan biaya
  • Sulitnya komunikasi dan koordinasi antar perusahaan dan penyedia jasa
  • Resiko hukum dan kepatuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun