"Ma..lihat gambarku, Ma" kata dia pada suatu hari.
Seketika aku kaget bercampur geli. Bagaimana tidak, dia menggambar namanya dengan simbol hati kepada teman laki-laki di kelasnya. Alamakk..astaghfirulloh..
"Gambar apa itu, Mbak?" tanyaku pada anak gadisku.
"Ini loh Ma, love Keenand" jawab dia polos.
"Memang si Kenand itu siapa?" Tanyaku lagi
"Itu teman sekelasku, Ma" Jawabnya
"Laki-laki atau perempuan?" Imbuhku
"Laki - laki, Ma" jawabnya
"Itu tanda hati artinya apa?" Kejarku
Dia hanya tersenyum simpul, bingung juga sepertinya untuk menjawab pertanyaanku. Semakin penasarankan mama ini..
Lalu suatu ketika saat pulang sekolah, dia bertanya padaku.
"Ma, tadi warnaku bajuku sama dengan warna bajunya loh" katanya.
"Aku senang loh Ma, warna bajuku sama dengan dia"
Di lain hari..
"Ma, besok aku nikah sama siapa? Kalau temenku Saila mau nikah sama Keenand"
Gubrakk..
Duh..ternyata putriku yang masih duduk di TK B berusia 6,8 tahun sudah mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis ya. Apakah terlalu dini Mam? Alhamdulillah sih si dia mau cerita apa yang sedang dia rasakan. Sehingga mamanya jadi tahu apa yang sedang dia rasakan.
Sempat berkonsultasi kesana kemari tentang ketertarikan lawan jenis pada anak. Wah tantangan anak zaman now sungguh luar biasa.
Menurut Chyntia Langtiw, Psy.D, psikolog asal Chicago mengungkapkan bahwa anak mulai naksir teman sekolah atau lingkungan mereka bermain saat usia 5 atau 6 tahun. Katanya sih wajar saja. Jadi tinggal bagaimana kita menyikapi dengan bijak dan memahamkan tentang konsep cinta kepada anak-anak kita. Serta tidak kalah penting adalah mengalihkan perasaan tersebut dengan kegiatan - kegiatan positif.
Meski begitu, kan mama tetap panik ya kan? Harus seperti apa sikap bijak kita ketika mengalami hal seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H