Dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang (ndalang). Keahlian ini biasanya diperoleh dari bakat turun-temurun dari leluhurnya. Adalah Athaya Jihadin Sadida, dalang cilik asal Srontakan RT 3 Argomulyo Sedayu Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.Â
Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 27 September 2015  dari pasangan Bapak Agung Wahyu Widodo dan Ibu Marsita Daelyana. Dalang cilik yang akrab disapa Sadida ini  masih duduk di kelas 1 SD IT Anak Sholeh Sedayu Bantul. Hobinya adalah melihat pementasan wayang kulit sejak umur 3 tahun. Dari hobi itulah, Sadida bercita-cita menjadi dalang yang terkenal seperti Ki Anom Dwijo Kangko, dalang asal Surakarta.
Sadida mengenal dunia pewayangan dan pedalangan dari kakeknya yaitu Pak Widodo, yang juga seorang dalang. Sejak umur 3 tahun, sadida sudah berlatih mendalang. Selain belajar dengan kakeknya, Sadida juga belajar dengan seorang guru yang bernama Mbah Pur. Biasanya sadida berlatih 1-2 kali tiap pekannya. Di rumahnya sudah ada lengkap peralatan mendalang seperti kelir/layar, keprak/alat tabuh, cempolo/gedog kayu, dan wayang.
Walau masih kelas 1 SD, sadida sudah pernah melakukan pementasan sebanayak 2 kali. Pentas perdana pada tanggal 28 Oktober 2022 di Joglo Surontoko Srontakan Argomulyo Sedayu Bantul. Dia membawakan lakon Aji Narantaka.Â
Aji Narantaka adalah daya kekuatan yang hadir karena kepasrahan jiwa, ketulusan hati, dan berserah diri. Aji Narantaka adalah jiwa kebersamaan yang utuh. Yang tidak mau diadu domba. Aji Narantaka menyatukan raga, rasa, rasio dan ruh.Â
Pentas kedua dilakukan pada acara Gelar Budaya GPMD#4 di lapangan Hibrida Argomulyo Sedayu Bantul pada tanggal 13 November 2022 membawakan lakon Banyu Suci Perwitasari. Lakon ini amat digemari di kalangan kasepuhan karena mengandung perenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan paraning dumadi) dan menjawab kerinduan hidup dalam perjalanan rohani orang jawa untuk bersatu dengan Tuhan (manunggaling kawulo Gusti; curiga manjing warangko).
Wah luar biasa ya untuk anak seusia kelas 1 SD sudah mahir mendalang dan memainkan lakon pewayangan. Tentunya patut diapresiasi karena jarang anak zaman sekarang mempunyai hobi melihat pemenatasan wayang kulit dan bercita-cita sebagai dalang. Sukses terus Sadida, semoga dapat menginspirasi generasi muda lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H