Seharian ini sungguh daku empet banget.Semua info yang mampir, baik di kuping, di meja redaksi, di kompi via IM pop-up maupun di ponsel via sms, ga ada bagus-bagusnya.Semua-muanya bikin esmosi jiwa.Pengen rasanya ngacir ke toko buku buat muasin mata ngademin hati, tapi apa daya….. hujan lebat disertai angin kencang bergulung-gulung bikin saya ga bisa kemana-mana.Sedih banget….
Kalau sudah begini, yang kepikiran adalah meminta seseorang ke luar ruangan biar ditabrak bus…hehehe…ga lah ya, saya masih cukup waras kok.Yang ada saya malah duduk manis di meja kerja, merenungkan apa makna sebenarnya yang sedang menghampiri saya.Betul, situasinya memang tidak kondusif, tapi saya yakin ini bukan kebetulan.
Menyempatkan diri dibasahi rinai hujan adalah pilihan saya.Hujan memang sudah menipis menjadi gerimis, angin masih sempat membuat badan saya menari terdorong–dorong kesana kemari (yeee…..sok langsing J), tetapi saya membutuhkan atmosfir baru.Dengan membiarkan embun gerimis menerpa wajah saya membuat saya bersyukur : betapa TUHAN tak pernah rela melihat umatnya resah.
Sampai saya menulis kabar ini, saya belum nemu hikmah apa yang akan saya dapat. Tetapi paling tidak dengan mengingat bahwa tugas kita sebagai manusia hanya berdo’a, berikhtiar dan berbaik sangka sedangkan sisanya TUHAN yang akan menyelesaikan, saya yakin TUHAN sedang merencanakan sesuatu yang baik buat saya walau mungkin dengan cara yang mungkin kurang menyenangkan.
TUHAN terkadang menyelamatkan kita dengan cara yang kurang menyenangkan….
Dan itu tetap merupakan sebuah penyelamatan buat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H