PENTINGNYA KEBERADAAN SIDIK JARI DALAM SUATU PIDANA
Seorang Ahli Forensik pasti sudah task asing lagi dengan istilah dinyatakan oleh Dr Edmond Locard atau lebih dikenal dengan Locard's Principle, seorang pelopor dalam ilmu forensik yang berbunyi every contact leaves a trace yang berarti Setiap kontak meninggalkan jejak. Begitulah prinsip Locard yang dikenal hingga saat ini. Beberapa contoh bukti fisik yang kerap kali tertinggal dari tersangka kejahatan selain berupa sidik jari, yaitu telapak jari, kulit telapak tangan, telapak kaki yang bisa meninggalkan jejak.
Dalam rangka upaya untuk membuat terang suatu perkara kejahatan, salah satu proses penyelidikan yang dilakukan oleh tim kepolisian yakni dengan cara mengambil sidik jari yang bertujuan untuk pengenalan kembali terhadap identitas seseorang (pelaku dan korban). Ada tiga dalil Ilmu sidik jari, yaitu; setiap orang mempunyai ciri garis sendiri dan tidak sama dengan orang lain, sidik jari terbentuk sejak masa kehamilan janin berusia 11 -- 20 minggu dan seperangkat sidik jari dapat dirumus atau disimpan dengan sistematis. Dengan adanya teknik sidik jari yang makin berkembang, akan sangat membantu kepolisian untuk menghindari kesalahan yang terjadi dalam mennetukan seseorang sebagai pelaku kejahatan.
Karena pentingnya identifikasi sidik jari bagi penyelidik untuk membuat terang suatu perkara pidana  termasuk untuk menentukan siapa pelaku pidana tersebut, maka para penyelidik harus menjaga dengan baik agar jangan sampai barang bukti yang terdapat atau tertinggal di tempat kejadian perkara mengalami kerusakan atau bahkan hilang agar dapat mewujudkan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun, pengumpulan sidik jari di lapangan bukanlah perkara yang mudah karena jaman sekarang ini, pelaku pasti akan lebih mahir dalam mengelabui penyidik sehingga bisa menghilangkan barang bukti di TKP dengan segala teknik yang dipakai, contoh sederhananya memakai sarung tangan guna menghilangkan sidik jari pada tubuh korban atau lingkungan sekitar yang disentuh. Namun, selain itu ada juga berbagai macam kendala yang dihadapi penyidik dalam menggunakan sidik jari antara lain :
- Iklim / Cuaca
Keadaan alam dapat menyamarkan atau bahkan menghilangkan sidik jari di TKP. Misalnya hujan deras yang dapat menghilangkan jejak dan bukti yang menraha pada pelaku.
- Hewan ternak atau binatang buas serta mikroorganisme
Keberaan hewan pengerat di sekitar TKP dapat merusak kondisi asli TKP dengan cara mengyoyak-ngoyak serta berpotensi bisa memindahkan jasad korban dari tempat semua, sehingga jika dilakukan rekonstruksi, posisi asal sudah tidak valid. Mikroorganisme yang menempel pada tubuh korban yang mengalami pembusukan juga dapat membuat terurainya pola sidik jari yang akan membuat tim penyidik kesulitan mencari data diri korban.
- Kerumunan warga di lokasi TKP
Pada dasarnya, sifat naluriah seseorang akan mudah penasaran jika menjumpai pemandangan yang tak lazim. Mereka akan berkerumun di TKP karena rasa keingintahuannya yang besar. Â Dengan dalih ingin membantu, tapi malah merusak lokasi TKP dan mengubah bentuk awal semula tanpa mereka sadari. Â Dengan demikian, tim penyidik akan kesulitan menyelidiki karena sudah bercampurnya sidik jari pelaku dengan sidik jari warga. Resiko kesalahan atau bahkan tak menemukan bukti penguat bisa saja terjadi.
- Petugas
Keahlian dan kesungguhan dari si petugas penyidik melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya urgen sekali demi meminimalisir kesalahan/kekeliruan menjalankan investigasinya. Jika tidak demikian, maka akan merugikan bagi pihak yang ternyata tidak bersalah dan bukan pelaku sebenarnya dari kejadian perkara yang ditangani.
- Tersangka  Â
Bagi terduga pelaku yang sudah professional, akan terlihat lihai melancarkan aksinya untuk mengelabui tim penyidik. bisa saja ia berusaha sebaik mungkin menutupi atau menghilangkan rekam jejaknya di lokasi kejadian perkara. Pada intinya, proses identifikasi sidik jari dilakukan dengan cara menganalisa sturuktur kerutan pada jari pelaku dan dilakukan oleh pihak kepolisian INAFIS untuk mengetahui dan membedakan antara orang satu dan yang lain. Keberadaan sidik jari masih digunakan sebagai primary identifier karena tidak ada satupun manusia yang mempunyai pola jari yang sama dan tidak akan mengalami perubahan seumur hidup.
Dalam upaya untuk mengamankan barang bukti, saat terjadi perkara kejahatan tim penyidik kepolisian akan memasang police line / garis polisi agar tak sembarang orang bisa masuk dengan bebas untuk menghindari kesalahan tim penyidik untuk investigasi. - ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H