Mohon tunggu...
Dyah Eka
Dyah Eka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - IAIN PONOROGO

Hai saya hobi naik gunung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Air Sebagai Bahan Bakar, Potensi, dan tantangan di Tengah Isu Terbarukan

8 September 2024   23:34 Diperbarui: 8 September 2024   23:46 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk energi terbarukan, termasuk energi surya, angin, hidro, dan biomassa. Letak geografis Indonesia di khatulistiwa memungkinkan pemanfaatan energi surya sepanjang tahun, dengan intensitas sinar matahari yang konstan. Dengan garis pantai yang panjang dan wilayah pegunungan yang luas, energi angin juga tampaknya memiliki prospek yang menjanjikan. Potensi hidro Indonesia didukung oleh banyaknya sungai dan aliran air di seluruh negeri, yang menyediakan sumber daya air yang melimpah untuk pembangkit listrik tenaga air. Biomassa, yang dapat dimanfaatkan dari limbah pertanian dan kehutanan, juga merupakan sumber daya energi terbarukan yang melimpah.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber energi yang ramah lingkungan, air sebagai bahan bakar menjadi topik hangat. Konsep ini menawarkan cara baru untuk mendapatkan energi tanpa mengandalkan bahan bakar fosil membahayakan lingkungan. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai cara air dapat berfungsi sebagai sumber energi, mengapa ini penting, dan masalah yang perlu ditangani.

            Beberapa institusi dan universitas di Indonesia telah melakukan penelitian mengenai pemanfaatan hidrogen dan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) yang dapat memanfaatkan hidrogen sebagai bahan bakar. Misalnya, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia memiliki penelitian dalam bidang ini.

            Ada beberapa peneliti dan lembaga yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi berbasis hidrogen dan air sebagai bahan bakar. Contoh notable termasuk: Dr. Rachmat Hidayat seorang peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM), yang telah terlibat dalam penelitian mengenai teknologi pemisahan hidrogen dari air dan aplikasinya dalam energi. Kemudian di Institut Teknologi Bandung (ITB), beberapa peneliti di ITB, termasuk di bawah program-program yang dikelola oleh Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, juga mengeksplorasi teknologi berbasis hidrogen dan aplikasi sel bahan bakar. Dan yang terakhir adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), LIPI memiliki berbagai penelitian dalam bidang energi terbarukan, termasuk hidrogen sebagai bahan bakar alternatif.

            Namun, seperti di banyak negara lain, tantangan utama di Indonesia adalah teknologi ini masih memerlukan investasi yang signifikan dan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi masalah efisiensi dan biaya. Penggunaan air sebagai bahan bakar dalam skala besar belum terwujud, dan banyak teknologi masih berada dalam tahap pengembangan atau uji coba.

 

PEMBAHASAN

Banyak negara telah melakukan penelitian tentang teknologi hidrogen sebagai bahan bakar karena kemampuan untuk menyediakan sumber energi yang bersih. Pemisahan air menjadi hidrogen dan oksigen dengan menggunakan listrik dikenal sebagai elektrolisis. Ini adalah proses dasar penggunaan air sebagai bahan bakar. Hidrogen yang dihasilkan dapat digunakan dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan energi listrik. Teknologi ini memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon, namun masih menghadapi tantangan dalam hal biaya produksi dan efisiensi (International Energy Agency, 2021).

Jepang adalah pelopor dalam pengembangan teknologi hidrogen. Pemerintah Jepang telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk mempromosikan penggunaan hidrogen, termasuk pengembangan kendaraan sel bahan bakar seperti Toyota Mirai dan Honda Clarity. Selain itu, Jepang berinvestasi dalam infrastruktur pengisian hidrogen, seperti yang dijelaskan dalam laporan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI, 2020). Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem hidrogen yang mendukung adopsi yang lebih luas.

Jerman juga aktif dalam penelitian dan implementasi teknologi hidrogen. Negara ini meluncurkan proyek H2 Mobility untuk mengembangkan jaringan stasiun pengisian hidrogen di seluruh Jerman, bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan penggunaan hidrogen dalam transportasi. Menurut laporan oleh Hydrogen Europe (2022), strategi energi Jerman melibatkan investasi besar dalam pengembangan teknologi hidrogen sebagai bagian dari upaya transisi energi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun