Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang sistem saraf pusat. Virus ini dapat menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar. Rabies dapat menyerang manusia dan hewan, dan jika tidak diobati, dapat berakibat fatal.
Meskipun vaksin rabies telah tersedia selama beberapa dekade, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara, terutama di daerah yang kurang berkembang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya terdapat sekitar 59.000 kematian akibat rabies di seluruh dunia, dengan sekitar 95% kasus terjadi di Asia dan Afrika.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus rabies yang cukup tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2020 terdapat 1.238 kasus rabies pada hewan dan 11 kasus pada manusia. Meskipun jumlah kasus pada manusia relatif kecil, namun hal ini tetap menjadi peringatan bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap penyakit ini.
Tingginya kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi hewan peliharaan. Banyak pemilik hewan peliharaan yang tidak menyadari bahwa vaksinasi adalah cara yang efektif untuk mencegah penyebaran rabies.
- Kurangnya akses terhadap vaksin rabies. Di beberapa daerah, vaksin rabies sulit didapatkan, sehingga sulit untuk melakukan tindakan pencegahan.
- Tingginya populasi anjing liar. Anjing liar merupakan sumber utama penyebaran rabies di Indonesia. Banyak anjing liar yang tidak terawat dengan baik dan tidak divaksinasi, sehingga berpotensi menularkan virus rabies ke manusia.
Untuk mengurangi kasus rabies, diperlukan upaya pencegahan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Vaksinasi hewan peliharaan secara rutin. Vaksinasi hewan peliharaan merupakan cara yang efektif untuk mencegah penyebaran rabies. Pemilik hewan peliharaan harus menyadari pentingnya vaksinasi dan melakukan vaksinasi secara rutin.
- Pengendalian populasi anjing liar. Pengendalian populasi anjing liar dapat dilakukan dengan cara sterilisasi atau pemusnahan. Selain itu, anjing liar yang terinfeksi rabies harus segera diisolasi dan diobati.
- Peningkatan kesadaran masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi dan cara pencegahan rabies dapat dilakukan melalui kampanye sosialisasi dan edukasi.
- Peningkatan akses terhadap vaksin rabies. Pemerintah harus memastikan ketersediaan vaksin rabies di seluruh daerah, terutama di daerah yang rawan terhadap penyebaran rabies.
Jadi, Â rabies merupakan penyakit yang berbahaya dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tingginya kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi hewan peliharaan, kurangnya akses terhadap vaksin rabies, dan tingginya populasi anjing liar. Untuk mengurangi kasus rabies, diperlukan upaya pencegahan yang terintegrasi dan berkelanjutan, seperti vaksinasi hewan peliharaan secara rutin, pengendalian populasi anjing liar, peningkatan kesadaran masyarakat, dan peningkatan akses terhadap vaksin rabies. Dengan upaya yang tepat, kita dapat mengurangi kasus rabies dan menjaga kesehatan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H