Sudah berapa lama aku bernaung dalam indahnya bayangmu?
Segala rasa telah memudarkan logika
Segunung asa ku bangun untuk meraih tingginya cahayamu
Yang secara gamblang tak pernah ku sentuh cahayamu
Hanya dapat ku nikmati warna bayang – bayangmu
.....
Untuk siapakah kau bercahaya?
Mengapa kau nampak memberikan cahaya itu bagi semuanya?
Betapa banyak orang takjub akan pancaran cahayamu
Padahal kau tak pernah berniat untuk memberikannya!
Mengapa kau biarkan aku menikmati cahayamu?
Padahal segala muasal pijarmu bukan untukku..
Mengapa dengan sadis kau tega seakan tak mengerti
Betapa aku laksana pengemis yang hanya menikmati secerca harapan
Kau sumber pijar cahaya namun kau buta!
Kau buta karena kesempurnaan
Mungkin kau buta oleh hedonisme dan sesat pikir
Telah ku daki segunung asa itu, namun dengan sekejap kau luluh lantakkan
Aku terjatuh sejauh tangan tak dapat meraihnya
Segala upaya yang tulus untukmu.. Harus ku pendam jauh ke liang lahat!
Sejenak aku tak dapat bernapas
Saat kau katakan
Bahwa aku hanya mengejar bayangan...!
Dyah Ayu Perwitasari
Experience On December, 20, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H