Mohon tunggu...
Dyah Ayu Perwitasari
Dyah Ayu Perwitasari Mohon Tunggu... -

Psikologi Univ. Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Semangat Aktualisasi Diri pada Anak Jalanan Jombor

8 Juli 2013   11:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:51 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep diri setiap manusia dapat dilihat melalui aktualisasi diri masing-masing individu. Menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri setiap individu berbeda-beda, ada yang positif, ada pula yang negatif. Orang-orang dengan konsep diri negatif biasanya memandang dan meyakini dirinya lemah, gagal, tidak kompeten, dan tidak disukai. Hal ini menyebabkan mereka cenderung bersifat pesimis terhadap diri mereka. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki konsep diri positif memandang diri mereka berharga dan memandang kegagalan sebagai sesuatu yang biasa sehingga mereka cenderung bersifat optimis pada segala hal. Terjadinya kedua konsep diri ini dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk juga pola asuh orang tua.

Konsep diri negatif pada anak jalanan Jombor

Konsep diri yang negatif ini banyak ditemukan pada komunitas anak jalanan Jombor,Yogyakarta. Ciri yang paling nampak pada mereka diantaranya sangat peka terhadap kritikan dan bersikap pesimis dalam menghadapi kompetisi. Ketidakpercayaan diri juga sangat tampak pada sebagian anak-anak yang mencari uang dengan mengamen ini. Berdasarkan hasil pre-test yang dilakukan oleh kelompok PKM-M “Meningkatkan Semangat Aktualisasi Diri Melalui Pelatihan Konsep Diri dan Kesenian pada Anak Jalanan Jombor Yogyakarta” didapatkan data bahwa semangat aktualisasi diri pada anak jalanan Jombor tergolong rendah. Data diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan kemudian data diolah secara statistik sehingga diperoleh rata-rata  4.625 dari rentang 0 hingga 10. Setelah dilakukan penelusuran oleh kelompok, diketahui bahwa hal ini banyak disebabkan karena banyaknya hinaan yang diterima anak dari teman-teman mereka tentang status sosial mereka. Banyak orang menganggap mereka remeh karena mereka bukan dari kalangan berada. Ada pula yang disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orangtua yang menjadikan konsep diri mereka rendah dan memutuskan untuk hidup di jalanan. Hal ini menyebabkan perkembangan mereka menjadi terhambat dan sulit untuk mengaktualisasikan diri mereka. Dalam hal ini, kurangnya fasilitas juga menjadi faktor penghambat aktualisasi diri mereka.

Pelatihan konsep diri dan kesenian

Dalam tujuan kelompok untuk mengurangi hal ini, kelompok PKM-M “Meningkatkan Semangat Aktualisasi Diri Melalui Pelatihan Konsep Diri dan Kesenian pada Anak Jalanan Jombor Yogyakarta” mengadakan pelatihan konsep diri dan kesenian. Indikator yang ingin dicapai kelompok ialah anak mampu mengaktualisasikan diri lewat kesenian dengan percaya diri. Untuk dapat mencapai indikator tersebut, kelompok memberikan pelatihan-pelatihan konsep diri. Adapun materi awal yang diberikan  adalah mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Dalam hal ini anak diajak untuk dapat mengenali diri mereka melalui kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Selain itu, materi-materi terkait dengan konsep diri yang diberikan adalah mengetahui identitas diri dan menggali harapan, bombardir kekuatan, penerimaan diri, aku berharga, dan menerima kekurangan. Hasil dari pelatihan konsep diri dan kesenian ini dapat dilihat dari kegiatan yang diberi nama tallent show dan pentas puncak dengan tema “Aku Berharga Karena Aku Bisa”. Pada kegiatan Tallent Show kelompok dapat melihat kepercayaan diri anak yang mulai tumbuh. Selain itu apresiasi berupa penghargaan, dukungan dan tepuk tangan terhadap teman juga menjadi salah satu hasil yang baik dalam kegiatan ini. Semangat aktualisasi diri yang semakin besar juga nampak dalam pentas puncak. Dalam pentas ini banyak hal-hal yang tak terduga terjadi karena semangat besar yang mereka miliki. Banyak improvisasi yang terjadi di dalam pementasan yang membuat penonton semakin terhibur dengan penampilan mereka. Ketercapaian indikator dalam pelatihan ini dapat dilihat melalui post-test. Hasil post-test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada semangat aktualisasi diri pada anak jalanan Jombor. Berdasarkan hasil post-test dengan menggunakan kuesioner yang diolah secara statistik, diperoleh rata-rata 7.133 dari rentang 0 hingga 10.

Kesimpulan yang dapat kami peroleh dari program ini adalah pelatihan konsep diri mampu meningkatkan rasa berharga dan penerimaan diri pada anak-anak jalanan Jombor. Selain itu, pelatihan kesenian dapat menjadi sarana bagi anak jalanan Jombor untuk berproses dalam mengaktualisasikan dirinya. (Tim PKM-M, Dikti, Universitas Sanata Dharma)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun