Peringkat minat membaca diindonesia terbilang rendah, hal tersebut di buktikan berdasarkan survei yang dilakukan PISA yang dirilis OECD pada tahun 2019, tingkat literasi indonesia berada di peringkat 10 terbawah dari  70  negara. Rendahnya minat membaca menjadikan indonesia mengalami kemunduran dalam berbagai bidang iptek.
Kehadiran cerita rakyat yang sejak dahulu di budidayakan oleh para leluhur kita sebagai warisan berharga diharapkan mampu memantik minat baca khususnya anak -- anak, cerita rakyat sendiri dapat mengandung ibrah berupa wejangan, nasihat atau bahkan teladan yang dapat di aplikasikan kepada generasi saat ini, ditambah lagi kita dapat memberikan sumbangsih  pelestarian bahasa dan  budaya daerah. Belum lagi pada  generasi saat ini amatlah sulit menumbuhkan minat baca di nusantara, yang kebanyakan pemuda pemudinya terbawa arus tren teknologi baik  medsos bahkan online game.
Selain daripada itu, kurangnya minat baca di indonesia disebabkan akses dan keterbatasan daripada masyarakatnya sendiri, meskipun demikian hal itu dapat diatasi sesuai pendapat dari salah seorang  peneliti di Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud, Lukman Solihin, mengatakan keterbatasan akses ini bisa diatasi misalnya dengan memanfaatkan teknologi internet, gadget, serta perangkat elektronik lain.
Jadi penulis menggajak mari suarakan , mari lestarikan budaya literasi guna menciptakan generasi berimajinasi yang tidak gemar bermain aplikasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI