Mohon tunggu...
Dyah Ayu Nur Aini
Dyah Ayu Nur Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini? Apakah Krisis Moneter Bisa Terjadi?

12 Januari 2025   11:20 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:19 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi antara 5,1% hingga 5,2%. Proyeksi ini disampaikan oleh sejumlah lembaga internasional, termasuk IMF, Bank Dunia, dan OECD, yang memberikan perkiraan serupa. Di sisi lain, inflasi diperkirakan masih berada pada tingkat rendah, berkisar antara 2,4% hingga 2,8%, dengan target inflasi dalam APBN 2025 sebesar 2,5%. Inflasi yang terkendali ini didorong oleh faktor eksternal, seperti keberhasilan global dalam menekan inflasi, dengan proyeksi inflasi dunia diperkirakan mencapai 3,5% pada akhir tahun 2025. Namun, tantangan datang dari faktor internal, seperti penurunan konsumsi rumah tangga yang berpotensi menghambat pertumbuhan. 

Pada akhir tahun 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat di angka Rp 16.090, menunjukkan sedikit penguatan dibandingkan periode sebelumnya. Untuk tahun 2025, nilai tukar diperkirakan akan tetap stabil di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.100 per dolar AS. Meskipun proyeksi perekonomian Indonesia 2025 sejalan dengan target yang tercantum dalam APBN, faktor eksternal yang tidak pasti, khususnya ketegangan perdagangan antara negara-negara besar seperti China dan AS, dapat mempengaruhi Indonesia baik secara positif maupun negatif. Apabila ketegangan perdagangan meningkat, biaya ekspor Indonesia dapat mengalami kenaikan, yang dapat menambah kerusakan.

Beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti penurunan nilai dolar AS terhadap rupiah yang mungkin terjadi akibat perang tarif global. Apabila kondisi serupa kembali terjadi seperti pada tahun 2018, Indonesia perlu bersiap dengan strategi untuk memperkuat sistem moneter, salah satunya melalui kebijakan intervensi Bank Indonesia dalam memperkokoh nilai rupiah melalui pasar spot, swap, dan DNDF.

Di dalam negeri, Indonesia juga menghadapi tantangan terkait dengan penurunan kelas menengah dan daya beli masyarakat. Menurunnya kelas menengah berisiko mengancam status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country). Sementara itu, penurunan konsumsi rumah tangga memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan Ekonomi. Untuk mengatasinya, pemerintah dapat mengintegrasikan program-program sosial, seperti pemberian makan siang bergizi gratis untuk siswa yang sekaligus mendukung perekonomian UMKM. Program ini dapat memberikan efek berganda bagi sektor UMKM, yang akan menyerap produk dari petani dan peternak, serta menyerap energi tenaga kerja di Indonesia.

Sektor industri pengolahan nonmigas Indonesia juga menghadapi berbagai hambatan, dengan kontribusinya terhadap PDB menurun dari 21,28% pada tahun 2014 menjadi 18,67% pada tahun 2023. Meskipun terjadi penurunan, potensi untuk mengembangkan kembali sektor manufaktur Indonesia tetap signifikan. Pemerintah diharapkan dapat memperluas inisiatif hilirisasi tidak hanya pada sektor nikel, tetapi juga pada komoditas lain seperti tembaga, aluminium, serta sektor pertanian dan perkebunan. Hilirisasi berpotensi mempercepat pertumbuhan sektor manufaktur dan membantu penguatan kelas menengah, yang akan menjadi sumber daya manusia utama untuk memenuhi kebutuhan industri.

Selain itu, pembangunan infrastruktur dan penerapan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) diharapkan dapat mengurangi kendala ekonomi, namun masalah struktural seperti korupsi dan birokrasi yang tidak efisien masih menghalangi percepatan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengatasi hambatan-hambatan ini dan menurunkan Incremental Output Ratio ( ICOR), Indonesia berpotensi untuk meningkatkan daya saing produk ekspor di pasar global.

Secara umum, meskipun proyeksi perekonomian Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan tren yang positif, berbagai tantangan baik dari faktor eksternal maupun internal, seperti dampak global, perang tarif, dan penurunan konsumsi rumah tangga, tetap perlu diwaspadai. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti Memperkuat hilirisasi industri, memberikan dukungan bagi sektor UMKM, serta melakukan reformasi struktural untuk menjamin pertumbuhan ekonomi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun