Pendidikan entrepreneur merupakan salah satu hal yang harus diambil apabila kita ingin belajar menjadi seorang entrepreneur yang sukses tetapi juga memiliki kreativitas, keberanian, serta kegigihan sehingga dapat meminimalisir kegagalan dan menghadapi kegagalan. Entrepreneurship secara tidak langsung juga akan berimbas pada sistem perekonomian suatu negara. Dewasa ini sudah cukup banyak sekolah maupun perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang mengusung pendidikan entrepreneurship dalam proses pembelajarannya. Beberapa diantaranya juga menghasilkan generasi-generasi muda yang berjiwa entrepreneurship.
Namun apakah ini efektif apabila hanya generasi muda yang diajarkan pendidikan entrepereneurship? Memang benar generasi muda merupakan penerus bagi pembangunan suatu negara, namun mengapa kita tidak juga berfokus pada generasi yang sudah produktif. Masih banyak angka kemiskinan di Indonesia. Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa tahun 2014 presentase angka kemiskinan di Indonesia adalah 11,25 %. Angka kemiskinan tersebut kemungkinan akan naik apabila tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Selama ini pemerintah yang selalu dituntut untuk menyelamatkan angka kemiskinan di Indonesia, akan tetapi angka kemiskinan pun masih tetap besar walaupun juga mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sistem pemerintahan yang baik dalam mengurangi angka kemiskinan pun juga akan sulit berjalan ketika masyarakatnya sendiri juga tidak punya keinginan untuk bangkit. Peran masyarakat dalam menyelamatkan angka kemiskinan juga tidak kalah penting. Masih banyak masyarakat yang hanya mengandalkan bantuan untuk hidup akan tetapi tidak berusaha sendiri untuk memperbaiki hidupnya.Pepatah Cina mengatakan “Jangan berikan ikan, tapi berikan dia pancing”, yang artinya jangan memberikan seseorang hasil yang instan, ia akan cenderung bermalas-malasan dan tidak mau berusaha, berikan saja dia sesuatu yangbisa membuatnya berusaha sendiri untuk memperoleh hasil untuknya sendiri.
Dari permasalahan itulah pendidikan entrepreneurship berperan. Bukan hanya generasi muda saja yang berhak akan pendidikan entrepreneurship ini, tetapi juga masyarakat-masyarakat awam yang ingin merubah hidupnya. Beberapa lembaga, dewasa ini juga ada yang menyediakan pendidikan entrepreneurship untuk masyarakat menengah kebawah baik secara sukarela maupun dengan sedikit biaya. Kesadaran diri masyarakat akan upaya untuk mengubah kehidupan mereka disini juga dituntut agar mendapatkan hasil yang maksimal. Proses ini memang cukup sulit karena masyarakat yang terbiasa mendapatkan bantuan sudah memiliki pola pikir “untuk apa berusaha toh kalau nanti juga akan mendapatkan bantuan tanpa harus berusaha”.
Peran lembaga tidak hanya mengajarkan pendidikan entrepreneurship akan tetapi juga merubah pola pikir tersebut. Tanpa adanya peran dari masyarakat usaha mengangkat kemiskinan ini juga tidak akan berhasil. Apabila demikian, peran kepedulian dan dedikasi yang tinggi bagi lembaga juga hal yang penting untuk dimiliki. Masyarakat harus disadarkan akan pentingnya menjalani hidup yang lebih baik bukan berdasarkan belas kasihan orang lain akan tetapi dengan usaha sendiri. Dapat dibayangkan ketika adanya simbiosis mutualisme antara pemerintah atau lembaga dengan masyarakat, maka secara otomatis hal ini dapat menurunkan angka kemiskinan negara ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI