Mohon tunggu...
Dyah Ayu Putri
Dyah Ayu Putri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Asyik dan Efektif untuk Generasi Z

7 Desember 2022   00:25 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: mahasiswa PPG Bahasa Indonesia UAD sedang melakukan PPL

Dokumen pribadi: peserta didik sedang melakukan diskusi kelompok
Dokumen pribadi: peserta didik sedang melakukan diskusi kelompok
Perkuliahan Program Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) Kategori 2 tahun 2022 Universitas Ahmad Dahlan telah memasuki tahap Praktik Pengenalan Lapangan (PPL). Mahasiswa mempraktikkan perangkat pembelajaran yang telah disusun pada tahap sebelumnya. 

Selama proses penyusunan perangkat, mahasiswa didampingi oleh dosen dan guru pamong yang memberi banyak masukan terkait perangkat pembelajaran ideal dan sesuai perkembangan zaman serta karakteristik peserta didik. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan zaman dan karakteristik peserta didik  berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Saat ini, guru di era generasi Z yang penuh dengan gempuran teknologi digital dituntut untuk berevolusi dari segi cara dan proses mengajar.

Berpijak dari hal tersebut, LPTK PPG Daljab UAD berkomitmen untuk meluluskan guru yang cepat tanggap menghadapi perubahan. Hal ini dibuktikan dengan kriteria yang harus dipenuhi guru ketika menyusun perangkat pembelajaran: kontekstual, memuat TPACK, STEM, dan mengeksplorasi berbagai model serta metode pembelajaran. Kriteria tersebut menjadi tantangan mahasiswa untuk mengembangkan dan melaksanakan perangkat pembelajaran.

Salah satu mahasiswa PPG Pendidikan Bahasa Indonesia, Dyah Ayu Putri Utami, S.Pd. mencoba menerapkan pembelajaran teks eksposisi menggunakan model Problem Based Learning dengan Case Method. Model PBL sendiri sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. 

Akan tetapi, kombinasi model PBL dengan case method menjadi hal unik yang perlu dieksplorasi lebih jauh. Case method merupakan metode pembelajaran dengan memanfaatkan kasus nyata di lingkungan sekitar. Pembelajaran dengan memanfaatkan kasus nyata ini dapat mendorong peserta didik lebih kreatif untuk mengembangkan kompetensi berpikir kriritis dan berpikir  tingkat  tinggi  (HOTS) . 

Selain itu, model PBL juga memuat permasalahan yang harus diselesaikan peserta didik secara berkelompok. Berangkat dari sama-sama melibatkan permasalahan, PBL dan case method cocok dikombinasikan. Tentu hal ini dapat meningkatkan kecakapan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta didik.

Kasus yang diangkat dalam pembelajaran mengidentifikasi dan menyimpulkan informasi teks eksposisi adalah "kisah viral seorang gadis yang lumpuh karena berlebihan minum minuman boba" dan "dampak positif dan negatif penggunaan gawai". Guru menyajikan artikel berita tentang dua kasus nyata tersebut. 

Dua kasus tersebut dipilih karena tren minuman favorit dan penggunaan gawai sangat kontekstual dengan kehidupan peserta didik generasi Z. Pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu: a) mengidentifikasi fakta dan opini; b) mengidentifikasi informasi valid/tidak valid: c) menyimpulkan berdasarkan fakta dan opini; d) mengaitkan kasus tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Selain menjawab indikator komptensi dasar minimal, peserta didik juga mendapat pembiasaan mengecek kebenaran informasi dan melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, peserta didik bisa lebih bijak dalam menyikapi perolehan berbagai informasi.

Dokumen pribadi: peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang investigasi minuman boba
Dokumen pribadi: peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang investigasi minuman boba
 

Pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL dan case method ini mendapat respons positif dari para peserta didik. Peserta didik menjadi lebih aktif karena tertantang dengan kasus yang harus diselesaikan. Selain itu, penyajian kasus yang sesuai dengan "dunianya" membuat pandangan baru bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tidak membosankan. Tentu, proses pembelajaran ini juga ditunjang dengan penggunaan berbagai media seperti canva, mentimeter, word wall, flipbook, video, dll. 

Berdasarkan hasil observasi guru, peserta didik jauh lebih bersemangat dalam pembelajaran. Hasil penilaian yang dikemas menggunakan media word wall juga menunjukan peningkatan yang signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun