Mohon tunggu...
Dyah Prabowo
Dyah Prabowo Mohon Tunggu... -

Lecturer, Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berlayar Keliling Dunia Seorang Diri

11 September 2012   00:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:39 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin anda sependapat dengan saya bahwa ini merupakan perjalanan yang gila saat mendengar ada seseorang yang berumur 64 tahun melakukan perjalanan dengan kapal layar seorang diri dari Mexico – Jakarta. Tentu saja ini bukan perjalanan yang mudah bagi seorang yang belum berpengalaman tapi bagi seorang yang sudah berpengalaman selama 20 tahun dalam berlayar ini merupakan passion hidupnya untuk berkeliling dunia dengan berlayar. Orang tersebut bernama John Garteiz, warga negara Amerika Serikat yang sekarang tinggal dan bekerja di Jerman. John memulai perjalanan dari Pelabuhan La Paz di Baja California Sur, Mexico pada tgl. 1 Maret 2012. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Marquesas Islands yang terdapat dalam jajaran French Polynesia, tepatnya merupakan pulau – pulau kecil yang terdapat di tengah – tengah lautan Pacific. Jarak antara Mexico ke Marquesas Islands ini kurang lebih 4,800 km (3,000 mil), bisa bayangin gak sih jauhnya? Ooh..tak terbayangkan bagi saya kalau harus melalui laut dan terombang ambing sambil mabuk laut. Kemudian dari Marquesas Islands dilanjutkan ke Tahiti yang berjarak kurang lebih 1,371 km (852 mil), dari Tahiti perjalanan dilanjutkan ke American Samoa. Destinasi berikutnya setelah dari American Samoa adalah Bali yang berjarak kurang lebih 8,060 km (4,000 – 5,000 mil). Setelah dari Bali, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Mutiara, Jakarta yang kurang lebih berjarak 960 km (590 mil).

Setelah total menempuh perjalanan dari Mexico – Jakarta selama 5 bulanan, John sekarang mengambil cuti selama 3 minggu untuk mengunjungi keluarganya di Jerman dan Amerika Serikat. Tepatnya pada hari Minggu tgl. 29 Juli 2012 John pulang ke Jerman dengan naik pesawat terbang untuk menemui keluarganya. John akan datang kembali ke Jakarta pada tgl. 16 Agustus 2012 untuk kemudian melanjutkan perjalanan seorang dirinya dengan kapal layar ke Cocos Island di Lautan Hindia. Untuk sementara kapalnya diparkir di Pantai Mutiara saat John mengambil cuti. Destinasi John selanjutnya adalah Cocos (Keeling) Island dekat dengan Christmas Island, Mauritius, South Africa (Cape Town), Rio de Janeiro, Folkland Islands, Around Cape Horn, Chile, Peru, Galapagos Islands, Mexico, California, Seattle, diperkirakan sampai ke Seattle bulan Juni 2013. Such as long long journey….. Kapal milik John ini bernama ARCTIC TERN III berukuran 36.3 x 12.6 x 5.4 Feet, dan dibeli seharga EUR 300,000, sekarang kapal ini sudah berumur sekitar 30 tahun. Didalam terdapat 2 buah ruangan untuk tempat tidur, ada living room untuk santai dan baca, ada dapur dan juga toilet, kemudian ada juga ruang untuk komunikasi, pokoknya lengkap deh seperti layaknya sebuha kapal layar. Dikamar tidur depan ada jendelanya yang memungkinkan kita untuk keluar masuk lewat jendela tersebut atau sekedar menghirup segarnya udara laut selama perjalanan.

John dan suami saya Biasanya disetiap tempat yang disinggahi, John akan belanja perbekalan makanan maupun perbekalan untuk kapalnya sendiri seperti air bersih dan bahan bakar. Untuk diketahui makanan keseharian John selama berlayar adalah oatmeal, crackers, keju, mie cepat saji, biscuit, roti keras, dll. Kalau saya disuruh makan makanan seperti itu setiap hari pasti desperado banget dan langsung kurus kering kali. Kelihatannya John sangat menikmati perjalanannya ini, seperti kata orang-orang yang suka berlayar bahwa perjalanan berlayar melalui laut itu lebih aman dibanding perjalanan di darat dengan catatan kondisi kapal bagus dan kapten kapalnya smart. Saat ditanya bagaimana perjalanan dia saat di laut lepas, dengan happy dia jawab bahwa sangat menyenangkan bisa melihat lumba-lumba yang melompat dilautan luas dan juga burung-burung yang berusaha untuk masuk kekapalnya mencari makanan atau sekadar mengacak-acak toiletnya. Memang ada saatnya juga John sakit, biasanya kalau kondisi badannya gak sehat dan pusing, biasanya John akan menyetel setir otomatisnya kemudian dia akan tidur sekitar 2 jam dan saat sudah segar kembali baru deh dilanjutkan aktivitasnya.

Salah satu tempat tidur di kapal yang ada jendela diatasnya.

Kamar tidur yang dekat dengan ruang komunikasi

Ruang komunikasi Oya, bagaimana dengan perbekalan selama dalam perjalanan? Kebayang gak sih bagaimana kalau diperjalanan kehabisan bekal? Tentu saja John punya cara dan strategi untuk mengantisipasi hal tersebut, apalagi kalau jarak satu tujuan ke tujuan berikutnya sudah diketahui maka pasti bisa diprediksi kebutuhan bahan bakar, air bersih dan makanan selama dalam perjalanan tersebut. Contohnya untuk pemakaian bahan bakar, saat angin sudah memenuhi minimum knot kapal bisa berlayar dengan mengandalkan angin, maka mesin akan dimatikan dan ini otomatis akan menghemat bahan bakar.

Seperti juga dalam perjalanan singgah di Jakarta ini banyak yang harus dilengkapi oleh John,suami saya mau gak mau harus turun tangan membantu dengan senang hati karena ada satu dokumen yang harus dilengkapi sebelum John masuk Indonesia yaitu Clearance Approval for Indonesian Territory (CAIT). Berhubung John berada di tengah – tengah lautan maka pacarnya yang berada di Jerman yang sibuk membantu untuk koordinasi pengurusan dokumen tersebut. Setelah CAIT selesai kemudian ada lagi yang perlu dilengkapi yaitu bekal air bersih dan bahan bakar. Berhubung John datang kembali ke Jakarta saat memasuki libur Lebaran maka sebelum pegawai yang in charge untuk supply air libur maka suami saya membantu mengkoordinasi pengisian air bersih tersebut. Kocaknya lagi air yang diisi ternyata hanya satu tanki padahal terdapat 2 tanki di sisi kiri dan kanan kapal, hal ini bukan disengaja tapi karena ketidak tahuan suami saya. Satu tanki sendiri harus diisi sebanyak 27 barrels. Jadi mau gak mau nanti harus diberesin masalah air ini setelah John datang, sekaligus dengan pembelian bahan bakar dan beberapa perbaikan spare parts yang rusak. Sangat kebetulan dimana John datang lagi saat mau Lebaran yang tentu saja kebanyakan orang pada libur jadi agak repot, tapi ini pasti akan memberi pengalaman baru bagi John bagaimana suasana Lebaran di Jakarta. Oya, untuk membalas kebaikan kami selama John di Jakarta maka kami diajak berlayar ke pulau yang dekat dengan Pantai Mutiara. Akhirnya diputuskan untuk ke Pulau Damar yang ada mercu suarnya, perkiraaan jarak tempuh kurang lebih 2 jam. Kami sekeluarga ikut semua ditambah teman kantor suami 2 orang. Tentu saja kami semua sangat excited saat memulai perjalanan berlayar ini, tidak lupa foto – foto dulu dikapal sebagai kenang-kenangan.

1347323649983505617
1347323649983505617
Bunda dan Ayesha Setelah John mengecheck kapalnya kemudian layar dikembangkan dibantu oleh cowok-cowok yang ikut. Gak kebayang banget saat John harus berjuang sendirian untuk membentangkan layar sendirian, berat dan ribet. Belum balon – balon juga harus dipasang di kedua sisi kapal untuk menghindari kerusakan body kapal in case terjadi benturan. Sebelum berangkat John menerangkan tentang lokasi Damar Islands dengan memakai GPS yang ada, kemudian mesin dinyalakan dan kami siap untuk berlayar. [caption id="attachment_323" align="aligncenter" width="484" caption="Persiapan berlayar ke Pulau Damar, lihatlah John walaupun berumur 64 tahun tapi sangat kuat"]
[/caption]

1347323799427288137
1347323799427288137

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun