Mohon tunggu...
Dyah Ayu
Dyah Ayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku hanya seorang yang ingin terus melihat dunia baru diluar sana yang belum pernah aku temui sebelumnya. Menginginkan sesuatu yang baru, tanpa melupakan rasa syukur atas apa yang telah kita capai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sore: Secangkir Kopi dan Sepotong Ingatan

20 November 2013   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada hamparan luas padi yang menguning di samping rumah, aku menjatuhkan pandang.
Soreku selalu begitu; sendiri dan menanti tenggelamnya mentari.
Detik-detik menjelang senja itu selalu istimewa untukku.
Tidak ada yang betul menemaniku, selain secangkir kopi serta kicauan burung yang mesra berterbangan di atas rumpun padi itu.
Serta sekelibat ingatan-ingatan tentang kamu.

Aku selalu patah pada moment itu.
Pada setiap kejadian yang lagi-lagi terputar dalam ingatan.
Rasanya seperti kembali menyayat sendiri luka yang sama.
Luka yang masih menganga, aku sayat sendiri. Lagi, dan lagi.
Perih. Bukan main rasanya.

Ku minum perlahan, secangkir kopi itu.
Manisnya seolah mampu menghilangkan beberapa bagian luka.
Aku ingat, kita sempat berdebat perihal selera kita yang berbeda.
Aku setia pada cangkir abu-abu yang terisi penuh oleh kopi.
Dan kau, terlalu menyayangi gelasmu yang berisi teh hangat.
Hahaha!

Sudah entah senja ke berapa aku menikmati kopiku sendiri.
Tanpa ada aku yang cemburu pada bibir gelasmu yang kau ciumi berkali-kali.
Pun sebaliknya. Tanpa ada kamu yang selalu protes ketika berkali-kali aku jatuh cinta pada aroma kopiku.

Kini, pada setiap datangnya senja. Yang tersisa hanyalah aku, secangkir kopiku, dan sepotong ingatan tentang kamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun