Ketika kita bayi, ibunda sering terjaga. Pukul 02.00 dini hari terbangun dari lelap. Kaget, kita menangis. Bisa karena ngompol, be’ol, demam, digigit semut, atau sekadar cari teman. Lalu, sambil menahan kantuk, ibu melayani kita. Apakah dia happy waktu itu?
--------------[caption caption="Mulai 1 November 2015 beredar nasional di Gramedia, Gunung Agung, Tokopedia."][/caption]
Jawabnya:
“Tidak,” kata Dr. William Pollack, asisten professor Harvard Medical School, AS, yang pernah meneliti hal itu di kampusnya pada 1970-an.
Terus, kalo bunda tidak happy, mengapa selalu dilakukan?
“Karena cinta,” kata Pujangga asal Lebanon, Kahlil Gibran. Sebab, menurutnya, sebagian besar komponen cinta adalah pengorbanan (ada di bukunya, Sajak Cinta).
Itu pula yang dilakukan Sugiarti, kepada puterinya, Eva Meliana, penyandang penyakit Lupus, tokoh utama novel true story 728 Hari yang segera beredar di Gramedia se Indonesia.
Tak terhitung pengorbanan Sugiarti merawat Eva. Mulai dari syok berat saat dia pertama kali mengetahui Eva Lupus. Ikut merasakan sakit di sekujur tubuhnya, setiap Eva merasakan sakit di dalam butir-butir darahnya.
Lihatnya, selama 24 tahun Eva memendam Lupus. Sudah belasan kali dia masuk rumah sakit. Dan, setiap opname di RS, Sugiarti tak pernah sekalipun tidak menunggui. Tak sedetik pun menjauhinya di saat-saat kritis.
Jika dihitung, rata-rata setiap 1,5 tahun sekali Eva opname. Durasi lama menginap di RS rata-rata sebulan. Itu tidak termasuk berobat jalan yang sudah puluhan kali. Juga, rawat di rumah selama berbulan-bulan.
Maka, jika dikumpulkan akan ketemu durasi Eva menginap di RS, total-jenderal 16 bulan berturut-turut.