Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR Kembangkan Mouth Wash berbasis Garam dengan Menggaet Wanita Perebus Garam di Desa Sedayulawas Kabupaten Lamongan
Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan salah satu Fakultas yang selalu ingin berperan aktif dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan bagi civitas akademika untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di setiap tahunnya. Pada kamis, 8 Agustus 2024, Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan yang terdiri dari Prof. Ir. Mochammad Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D, Dwi Yuli Pujiastuti, S.Pi., M.P., M.Sc dan Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., Ph.D beserta 3 mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (THP) yaitu Afif Muhammad Abdillah, Dian Rosa Sahara, dan Erwinda Nawir, mengadakan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertempat di Desa Sedayulawas, Kabupaten Lamongan. Dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini mengangkat tema yaitu pemberdayaan masyarakat berwirausaha melalui produksi mouthwash berbasis garam. Sasaran dalam kegiatan ini adalah para wanita perebus garam di Desa Sedayulawas yang hanya menjual garam dalam bentuk mentahnya saja. Padahal, garam memiliki banyak fungsi untuk dapat dijadikan produk turunannya yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi, salah satu nya dalam bentuk mouthwash.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini rutin dilakukan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari sasaran mitra. Sebelumnya, Fakultas Perikanan dan Kelautan juga telah melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan terkait innovation center produk hilirisasi garam dan turunannya sebagai optimalisasi peningkatan daya jual melalui digital e-commerce pada tahun 2022 dan akselerasi penguatan scale up produk diversifikasi garam dan turunannya pada tahun 2023. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan berbagai macam produk turunan garam, Fakultas Perikanan dan Kelautan dibawah komando Prof. Ir. Mochammad Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D memberikan penyuluhan dan praktek dalam pembuatan mouth wash berbasis garam. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh 25 wanita perebus garam yang bertempat tinggal di sekitar Desa Sedayulawas Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini dimulai pada pukul 13.00 dengan dibuka oleh Ketua Pengabdian kepada Masyarakat yakni Prof. Ir. Mochammad Amin Alamsjah. Dalam sambutannya, Prof Amin menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam produksi garamnya karena 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan. Oleh karena kekayaan yang melimpah tersebut, produk Garam ini dapat menjadi bahan baku yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut melalui produk-produk turunannya. Garam sendiri selain daoat digunakan sebagai tambahan makanan (penyedap rasa), dapat juga digunakan sebagai agen antiseptik, industri farmasi, pertanian, dan juga kosmetik. Salah satu produk yang sering digunakan dalam kehidupan sehari hari adalah mouth wash (obat kumur). Mouth wash garam dapat berperan untuk membantu mengurangi bau mulut, meringankan gejala sariawan dan menjaga kesehatan mulut.
Dalam proses pembuatan mouth wash sangat mudah dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah didapatkan. Alat yang dibutuhkan adalah gelas beaker, timbangan digitan, spatula, botol penyimpanan sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah garam, sakarin, gliserin, benzoate dan perisa peppermint. Peserta pengabdian kepada masyarakat ini sangat antusias untuk memproduksi mouth wash berbasis garam. Mereka mendengarkan penyuluhan yang disampaikan dan berperan aktif dalam pembuatan produk mouth wash secara langsung. Setelah selesai melakukan praktik, dilakukan sesi tanya jawab dan penutup.
Para peserta wanita perebus garam berterima kasih telah diberikan edukasi terkait produksi mouth wash berbasis garam. Mereka juga menginginkan adanya program serupa untuk tahun-tahun selanjutnya, dimana mereka ingin dikenalkan beberapa olahan produk lain hasil turunan garam seperti body scrub, body lotion, dan bahkan ada yang memberi ide untuk melakukan diversifikasi produk dari air sisa pencucian garam (bittern) yang masih banyak mengandung mineral. Dengan diadakannya pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan masyarakat memiliki peningkatan dari segi kemampuan, kemauan dan keterampilan dalam melalukan produksi mouth wash berbasis garam sehingga dapat memberikan dampak untuk meningkatkan jiwa wirausaha para wanita perebus garam di Desa Sedayulawas, Kabupaten Lamongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H