Mohon tunggu...
Dwi Yuliastuti
Dwi Yuliastuti Mohon Tunggu... Guru - SDN 1 DUKUH JERUK

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global

4 November 2023   20:31 Diperbarui: 4 November 2023   20:41 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam dan Bahagia Bapak Ibu Guru Hebat. Perkenalkan nama saya Dwi Yuliastuti, S.Pd SD. Saya adalah Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan Kategori 1 Tahap 2 Kemendikbud Tahun 2023 yang berasal dari Indramayu. Saya bertugas di SDN 1 Dukuh Jeruk Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, jawa Barat. Pada kesempatan ini, saya akan membuat artikel tentang hasil dari kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang telah saya ikuti. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Minggu, tanggal 29 Oktober 2023, oleh Universitas Negeri Malang secara daring. Pemateri pada kegiatan ini adalah Ibu Dr. Oktaviani Adhi Suciptaningsih, M.Pd dan Bapak Ary Fawzi, S.Pd, M.Pd.

Kegiatan diklat WKG ini diikuti oleh peserta PPG dari Kelas 004 Universitas Negeri Malang, baik dari kelas Reguler maupun PPGP. Kegiatan dimulai pukul 07.00 s/d 17.00 WIB. Diawali dengan kegiatan Pretest yang disampaikan oleh Admin PPG Universitas Negeri Malang yaitu Bapak Muhammad Abdul Ghofur. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi topik 1 s/d topik 3 yang disampaikan oleh Ibu Dr. Oktaviani Adhi Suciptaningsih, M. Pd. Setelah Ishoma (Istirahat Sholat Makan) kegiatan pemaparan materi topik 4 s/d topik 5 dilanjutkan oleh Bapak Ary Fawzi, S. Pd, M. Pd. Dan kegiatan diklat ini diakhiri dengan Postes.

Kegiatan diklat WKG sangat menyenangkan bagi saya, karena peserta diklat bukan hanya menjadi pendengar yang baik. Akan tetapi juga diajak berfikir dan bermain bersama, sehingga kegiatan tidak membosankan meskipun seharian duduk di depan laptop. Karena ada komunikasi dua arah antara pemateri dan peserta. Selain itu juga, adanya kolaborasi antar peserta sehingga menuntut semua peserta untuk aktif dalam kegiatan diklat tersebut.

  • Tujuan Program Kegiatan WKG

Kegiatan Diklat WKG ini bertujuan untuk Memperkuat nilai-nilai keberagaman, pengahargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, memupuk budaya saling mengenal dan menghormati terhadap kebhinekaan di sekolah dengan mempraktikkan nilai-nilai toleransi di sekolah dan ruang-ruang pembelajaran di kelas. Selain itu, bagi guru program ini diharapkan berdampak dalam meningkatkan pemahaman toleransi dan menumbuhkan sikap toleran pada guru dan tenaga kependidikan dan menjadikan guru dan tenaga kependidikan (GTK) sebagai agen promosi toleransi kebhinekaan.

  • Manfaat Program Kegiatan WKG

Manfaat yang diharapkan dari program kebhinekaan ini bagi guru baik secara teoritis maupun praktisnya adalah sebagai berikut:

1. Dapat memperkuat pemahaman guru baik secara konseptual maupun praktis akan terciptanya budaya toleransi yang didasarkan atas penghargaan akan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai ajaran agama, nilai-nilai budaya atau local wisdom, dan praktik baik yang sudah dilakukan oleh penggerak pendidikan di Indonesia;

2. Melalui pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman kebhinekaan yang diharapkan bisa diterapkan dan diperkuat juga dalam lingkup lingkungan pendidikan dimana kepala sekolah dan guru bertugas, sehingga budaya saling menghargai akan keragaman sebagai basis adanya sekolah yang aman dan nyaman bisa tercipta;

3. Output pelatihan ini juga diukur dari kontribusi peserta program (kepala sekolah dan guru) dalam ikut aktif mempromosikan budaya toleran baik di lingkungan sekolah maupun kelas.

  • Alur Materi Pembelajaran

Alur materi pembelajaran yang disampaikan dalam mengikuti diklat WKG adalah sebagai berikut:

a. Mulai Dari Diri, dalam kegiatan ini pemateri mengajak peserta memahami masalah berdasar pengalaman diri sendiri, di sini akan ada pertanyaan pemantik yang bersifat reflektif untuk membantu peserta memahami konteks persoalan;

b. Aktivitas, memberikan konteks yang lebih nyata kepada peserta lewat permainan, peserta akan terlibat dalam permainan ini dan merasakan langsung akan problem yang dihadapi;

c. Refleksi, menceritakan secara jujur kesan yang didapatkan dari permainan (minigame) yang baru diikuti, dan menkonstruksikannya dalam pengalaman hidup masing-masing peserta

d. Anggitan, mengetengahkan ide/gagasan terkait keragaman, menyuguhkan data dan fakta serta teori, kejadian atau peristiwa terkait kebinekaan dalam konteks global, serta dampak dari adanya keragaman pada diri sendiri.

e. Implementasi, mengajak kepada peserta mengimplementasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

  • Konten / Materi  WKG

Dalam diklat  Wawasan Kebhinekaan Global membahas lima topik, diantaranya adalah

Topik 1 : Kebhinekaan Global (Dunia yang Berwarna)

Kebhinekaan global adalah tindakan menghormati keberagaman yang ada di dunia. Kita percaya bahwa dunia ini memiliki Ragam Manusia, Ragam Bangsa dan Ragam Bahasa. Keragaman bisa meningkatkan kecerdasan. Oleh karena itu kita harus berpikir luas, karena keragaman pemikiran, pandangan dan pergaulan akan memperkaya cara kita dalam berpikir dan bijak dalam bertindak. Orang yang memahami keragaman budaya akan lebih menghargai dan berempati terhadap budaya orang lain. Orang yang hidup seragam dan pengalaman terbatas, cenderung memiliki pikiran dan pandangan terbatas. Jadi kita harus memiliki sikap terbuka terhadap keragaman dunia dan mampu menyesuaikan diri dengan tidak meninggalkan budaya lokal.

Namun hal tersebut juga memiliki kerentanan tersendiri bagi setiap orang. Tetapi tidak usah khawatir selama kita memiliki keahlian abad 21 yang dibutuhkan, yaitu: Adaptif dalam menyelesaikan masalah, komunikasi kolaboratif dan Fasih digital. Selain itu juga ada beberapa kunci sukses di abad 21, yaitu: Penyelesaian masalah inovatif, Pemikir kritis, Pembaca yang baik, Eksplorasi investigative, Komunikator kreatif, dan Pembelajar yang pandai.

Topik 2 : Kebhinekaan Indonesia (Negeri penuh Harmoni)

Indonesia merupakan Negara yang bhineka atau beragam, yaitu memiliki keragaman suku, bahasa dan budaya namun tetap satu Indonesia. Oleh karena itu diperlukan adanya toleransi, yaitu sikap saling menghormati saling menerima, dan saling menghargai di tengah keragaman suku, budaya dan agama, adanya kebebasan berekspresi dan perbedaan karakter setiap manusia. Sikap toleransi perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi sekarang intoleransi semakin meninggi terutaman dalam hal menyangkut agama. Oleh karena itu kita perlu memiliki sikap moderat, artinya ditengah-tengah, tidak ekstrem, seimbang. Sikap moderat tidak hanya dalam beragama, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Kita mengingat semboyan negara "bhineka tunggal ika" artinya berbeda-beda tetap satu jua.

Topik 3 : Berdamai dengan Diri (Damai Mulai dari Diri)

Setiap orang punya banyak identitas, ada yang diterima sejak lahir dan tidak bisa diubah, ada juga yang bisa menciptakan sendiri dan bisa diubah. Gunakan standar diri dalam bertindak, jangan berkaca dari standar orang lain. Karena setiap standar itu berbeda-beda, sesuai tempat dan waktu. Belajar welas asih terhadap diri atau mencintai diri sendiri. Menyadari bahwa sejatinya setiap diri memiliki kekurangan dan kelebihan, maka cobalah Berdamai dengan diri sendiri. Artinya keadaan menerima semua hal yang ada di dalam diri dan kehidupan kita, mulai dari kelebihan, kekurangan, luka batin, bahkan kesalahan yang kita buat di masa lalu. Dengan begitu, kita diharapkan bisa menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.

Topik 4 : Keragaman Di Sekolah (Sekolahku yang Bhineka)

Setiap murid yang duduk di kelas adalah unik. Mereka memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda-beda. Dari keberagaman yang sederhana tersebut sebagai seorang guru kita harus Memberikan pemahaman kepada murid agar memiliki sikap toleransi selalu terhadap keberagman yang ada. Implementasi toleransi di sekolah bisa berupa budaya kelas, budaya sekolah dan kegiatan murid. Selain itu, seorang guru perlu memperkuat budaya sekolah dengan aktivitas kebhinekaan. Contohnya seperti, olahraga, permainan, seni budaya dan agama atau melalui media komunikasi.

Topik 5 : Sekolah damai (Sekolahku yang Damai)

Tujuan akhir dari kegiatan diklat WKG adalah menciptakan sekolah yang damai. Sekolah yang damai adalah sekolah yang aman, menyenangkan dan menciptakan budaya damai. Untuk menjaga sekolah tetap damai maka kita harus meningkatkan Kapasitas (K) dan mengurangi Kerentanan (R).

Cara meningkatkan Kapasitas adalah dengan membangun sistem yang kuat berupa komponen sekolah damai dan dasar sekolah damai. Hal itu agar menghindari adanya perundungan, diskriminasi dan intoleransi antar murid. Sehingga tercipta iklim sekolah yang damai.

Demikian hasil dari Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila banyak kekurangan, baik dari penulisan maupun dari bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran saya harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga artikel ini menambah khasanah keilmuan bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun