Dalam kehidupan modern yang semakin dinamis kompetitif, konsep ketekunan dan produktivitas memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitas dan evesiensi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pekerjaa,pendidikan dan pengembangan diri. Namun, tekanan untuk mencapai hasilyang maksimal sering kali menimbulkan stress dan kelelahan mental, yang justru dapat menghambat produktivitas itu sendiri.
Dalam persefektif islam, nilai-nilai ketekunan dan produktivitas sebenarnya telah lama diajarkan dalam al qur'an, salah satunya melalui surah al insyirah ayat 7, yang berbunyi " maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untukurusan yang lain)". Ayat ini memberikan manfaat yang sangat bagus untuk ketekunan dan produktivitas di era modern.
Dalam konteks modern, memahami dan menerapkan nilai-nilai ketekunan dalam al-Qur'an dapat memberikan persefektif yang lebih holistic dalam upaya meningkatkan produktivitas. Hal ini tidak hanya mencakup aspek teknis dan praktis tetapi juga mencakup pendekatan spiritual yang menyeimbangkan upaya manusia yang dengan tawakal kepada Allah. Pentingnya memaksimalkan waktu, modernitas kehidupan semakin menyuguhkan beragam tantangan bagi generasimyang tengah melakukan proses bertumbuh dan berkembang, apabila tidak disikapi secar bijak. Khususnya media sosial yang begitu akrab di genggam dimanapun dan kapanpun. Sebagai solusi, tindakan continuous activityatau melakukan aktivitas secara berkesinambungan merupakan sebuah upaya efektif dalam mengatasi hal ini.
Manusia memang membutuhkan jeda dari segala aktivitas yang dilakukan, namun menjadi fatal apabila memperpanjang waktu waktu dengan jeda hal-hal yang kurang bermanfaat. Maka tidak salah,jika ini menjadi penghambat seseorang bertumbuh dan berkembang di masa --masa emasnya. Allah menegaskan dalam al qur'an surah Al-insyirah ayat 7
ŁŁŲ§ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŲŗŁŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲØ
Artinya : apabila engkau telah selesai ( dengan sesuatu kebajikan), teruslah bekerja keras ( untuk kebajikan yang lain)
Ā Continuous Activity dalam Ibadah Mahdah
Ibnu 'Abbas, Qatadah, al-Dahhak, Muqatil, dan al-Kalbi mengarahkan makna ayat di atas bahwa jika seseorang telah melaksanakan salat fardu, hendaknya ia melanjutkannya dengan memohon pertolongan kepada Allah. Adapun al-Sya'bi menafsirkan bahwa apabila seseorang telah selesai tasyahud akhir, hendaknya ia berdoa untuk urusan dunia dan akhiratnya. Dalam artian, hendaknya setelah melaksanakan ibadah salat, seseorang tidak tergesa-gesa beranjak seolah tidak membutuhkan permohonan-Nya. Melainkan aktivitas tersebut disambung dengan bersimpuh memanjatkan doa-doa kepada-Nya.
Sebagaimana disampaikan oleh Ali al-Shabuni dalam tafsirnya, mana kala seseorang telah menyelesaikan urusan-urusan dunia dan beragam kesibukannya, dan telah menjeda atas hal-hal itu, maka hendaknya ia beralih dan bangkit untuk beribadah dengan gairah serta pikiran yang jernih. Kemudian ia mencurahkan niat dan keinginan kepada-Nya [Muhktaar Tafsr Ibnu Kar, 2/553]. Ā Dalam kondisi demikian, seorang hamba dapat benar-benar merasakan kedekatan dengan-Nya dan memanfaatkan waktu tersebut untuk introspeksi serta memperkuat hubungan spiritual.laLebih jauh lagi, momen setelah ibadah salat merupakan waktu khusus untuk merenungi dan memohon pertolongan-Nya dalam segala aspek kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Dengan begitu, ibadah salat tidak hanya menjadi rutinitas wajib setiap muslim, tetapi dapat pula menjadi sarana menguatkan iman dan ketakwaan, serta meningkatkan kualitas hidup secara komprehensif. Di sinilah letak moralitas terbentuk.
Continuous Activity sebagai Upaya Manajemen Waktu
Melihat penggunaan huruf fa' pada lafaz fanab menggiring makna bahwa sebaiknya menyisakan waktu istirahat sesingkatnya atau secukupnya; tidak terlalu lama. Sebab, dalam kaidah bahasa Arab, huruf fa' ini merupakan huruf 'aaf (kata sambung) yang menunjukkan rentang waktu yang sebentar. Berbeda dengan lafaz thumma, yang mengindikasikan waktu jeda yang panjang.Ibnu Asyur dalam tafsirnya mengungkapkan bahwa surah Al-Insyirah ayat 7 ini didasarkan supaya memudahkan strategi Rasulullah yang kesulitan dalam dakwahnya. Makna dari ayat ini adalah bahwa ketika seseorang telah menyelesaikan satu pekerjaan yang bertujuan jelas manfaatnya, maka hendaknya melanjutkan ke pekerjaan yang lain. Sehingga ia mampu mengisi seluruh waktunya dengan perbuatan-perbuatan yang hebat.