Aquarius1.com(google)
.
Kusapa dirimu lewat puisiku
saat lembayung senja telah berlalu
diranah kompasiana nan lalu
tak kusangka bertemu kamu
dikanal fiksi bagiku satu
lirikan mata mendelik sayu
bersinar binar bak berkilau
bagai sepasang burung bangau
terbang hinggap diranting kayu
disinggasana istrinya arab badu
.
apalah artinya diriku
merayu aku tak mampu
menyentil mata dikedip satu
dimatamu aku diam membisu
diamku bukan begitu
ingin kuraih senyum dihatimu
mengajak senyum aku malu
rangkuh aku jadi temanmu
bagimu dan kompasianer itu
.
bukan aku pandai merayu
seperti anak meminta susu
pada ayah dan juga ibu
mengais rezeki seakan tak mampu
menangis anak tersedu-sedu
dipuing istana beralaskan bambu
dihuni rayap atau rajanya kutu
hidup bagai sekeras batu
mematuk hingga berpalu-palu
tiada orang yang tahu
.
oh...angin yang membubu..dengar nyanyian pilu anak itu..pada siang dan malammu..lidah seakan kelu..tangan setengah kaku..kemana jiwakan meramu..semua mata terpejam selalu..telinga berdengung bisu..tiada satu yang membantu..itulah siperengkuh maha meru..yang tak mau tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H