[caption id="attachment_186932" align="aligncenter" width="602" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] Ini berawal dari cerita teman saya mengenai anaknya yang sekolah di Taman Kanak-Kanak(TK). Ceritanya sudah sebulan yang lalu, dimana waktu itu hari jum'at, anaknya pulang sekolah cepat dari hari-hari biasanya. Dia lupa menjemput anaknya tepat waktu, sehingga membuat anaknya lama menunggu. Sementara teman-teman dari anaknya, sudah banyak yang pulang dijemput orang tua masing-masing. Sedangkan anaknya (sebut saja namanya Lia) sambil menunggu orang tuanya datang, Lia ini asyik bermain pelosotan dengan beberapa orang temannya yang bernasib sama seperti dirinya yaitu menunggu jemputan dari orang tuanya juga. Tiba-tiba Lia dipanggil oleh seseorang yang tidak dikenal dari luar pagar sekolahnya. Lia menghampiri orang asing itu menurutnya, dengan pandangan tak mengerti dan kenapa dia dipanggil. "Kok belum pulang dek?" tanya lelaki asing itu menyapa, yang menurut Lia se-umuran dengan bapaknya. Lia menjawab dengan lugasnya,"belum pak, nungguin papa saya ntar lagi jemput". "Mau nggak, bapak antar pulang", bujuk lelaki setengah baya tadi. "Nggak mau pak, karena saya sudah janji sama papa harus nungguin disekolah, nggak boleh kemana-mana" jawab Lia dengan pelan tapi tegas. Kemudian Lia berlari masuk kekelas dan ngomong sama gurunya bahwa diluar pagar sekolah ada yang menawarkannya untuk diantar pulang. Gurunya kaget dan langsung melangkah keluar guna memastikan siapakah orangnya. Ternyata sibapak setengah baya tadi sudah kabur. "Lia kenal nggak sama bapak tadi?" tanya gurunya. "Nggak bu...!" jawab Lia. Beruntung Lia ini, anak yang cerdik dan mengingat semua pesan-pesan orang tuanya, agar tidak mudah terpengaruh oleh orang asing disekitarnya. Dulu pernah juga terjadi penculikan sebelumnya didaerah saya. Yang diculik adalah anak yang masih berpakaian seragam sekolah dasar(SD). Sipenculik menggunakan truk diesel, yang didalam sudah banyak anak-anak yang mereka tangkap. Untungnya sopir truk ini berhenti untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (Solar) di SPBU. Dua orang anak ini berhasil kabur, dan berlari meminta pertolongan warga sekitar dan melaporkan kejadian ini kepihak yang berwajib. Beberapa saat kemudian truk diesel ini ketangkap polisi bersama sopirnya, dia mengaku anak-anak yang diculiknya akan dibawa keseberang untuk diperjual belikan kepada orang yang menampungnya guna dijadikan budak. Cerita diatas adalah salah satu bentuk modus penculikan anak yang sekarang marak terjadi. Para penculik anak ini, kerap kali beroperasi kesekolah-sekolah, ketempat anak bermain, bahkan ditempat keramaian. Yang jadi sasaran adalah anak-anak yang lengah dalam pengawasan guru disekolah, ataupun orang tua yang kurang mengontrol anak yang sedang bermain diluar rumah. Menurut saya sebagai orang tua, ada beberapa hal yang perlu ditanamkan kepada anak: *Ajarkan kepada anak agar tidak melayani orang asing, yang berpura-pura bertanya. *Jangan suka terpisah saat bermain disekolah, maupun diluar rumah dengan teman-temannya. Yang hanya mempermudahkan bagi sipenculik untuk merayu dan mengajak anak untuk dibawa pergi. *Jangan suka menerima pemberian orang asing, dengan iming-iming hadiah dan dibelikan jajan yang paling disukai anak. Seperti cokelat, es dan yag lainnya. *Ajarkan kepada anak untuk menghafal alamat rumah, nomor telfon, dan melapor kepada yang berwajib, jika bertemu. *Berteriaklah sekerasnya, dan berusaha lari ketempat yang lebih ramai. *Kalau anak biasa pergi sekolah dan pulang sendiri, sedapat mungkin bilang pada anak harus langsung pulang, jangan kemana-mana atau main ketempat teman dulu. Yang harus diperhatikan juga bagi orang tua adalah: *Bila punya anak yang masih sekolah di taman kanak-kanak(TK) dan anak sekolah dasar, orang tua harus tahu kapan jadwal pulang anak. *Orang tua harus tepat waktu dalam menjemput anak pulang sekolah.Agar tidak memberikan peluang kepada para penculik anak. Karena sipenculik anak selalu mengintai siapa saja orang tuanya yang sering "molor" dalam menjemput anaknya (seperti contoh cerita saya yang diatas). *Bilang kepada guru disekolah, siapa saja yang sering menjemput anak kita bila pelajaran sekolah usai. *Orang tua harus aktif dan kreatif, dalam arti kata harus adanya komonikasi yang berkesinambungan antara orang tua dan guru, apakah ada perobahan jadwal pelajaran disekolahnya. Hal ini akan mempermudahkan kita sebagai orang tua mengontrol anak apabila pulang awal dan akhir pelajaran disekolah. *Jangan biarkan anak larut dalam mengakses internet, seperti bebas di account facebook. 'Jangan suka memajang voto-voto anak dengan berbagai gaya di facebook'. Hal ini memudahkan orang yang berbuat jahat apalagi sipenculik anak bisa mengenal wajah anak yang menjadi sasarannya. Kita sebagai orang tua berharap, tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yang mengakibatkan kehilangan anak yang dikasihi dan dicintai diculik oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Yang sekarang banyak terjadi penculikan dengan memperkerjakan anak dibawah umur, seperti disuruh ngamen dan mengemis ditengan kota. Lebih sadis lagi, dengan tidak berprikemanusiaan sipenculik melakukan pembunuhan serta mengambil organ tubuh sianak. Mudah-mudahan anak-anak kita menjadi pintar dan cerdik dalam mengenal orang yang ada disekitarnya termasuk orang asing, baik disekolah maupun diluar rumah. Semuanya harus ada dukungan dan bimbingan dari orang tua yang arif dan bijaksana. Hanya do'a orang tualah yang dapat menyelamatkan kehidupan si anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H