Aku dan ibu baru siap belanja di pasar untuk persiapan selama dua hari. Aku buru-buru berjalan dengan pasang langkah seribu (lebay kali), karena selama aku berada ditengah pasar tiba-tiba tenggorokkan kering kerontang. Panas terik matahari membuatku capek dan lelah mengerogoti tubuhku. Aku ingin beli minuman botol, tapi kedai minumannya jauh dari aku yang sudah beranjak pergi. “Nanti aja deh minumnya kalau sudah sampai di rumah” kata ibuku. “Iya deh bu” gumamku lirih sambil menahan haus yang tidak tertahankan.
Sesampainya dirumah, tanpa pikir panjang aku langsung menyerbu minuman yang terletak di meja dapur. “Nah...ini dia minuman yang aku cari”,sambil meraih mug yang berwarna biru muda lengkap dengan tutupnya. Bismillahirahmanirahim...Glug...glug...glug, habis sudah isi yang ada dalam mug aku minum. Tapi aku langsung keselek dan terbatu-batuk karena kaget, isi mug yang sekilas aku lihat berbentuk air teh, rupanya rasanya lainyang membuat lidah dan tenggorokanku licin bagaikan belut melintas tanpa permisi.
Wow...ternyata aku sudah teledor, karena tanpa konfirmasi dulu sama ibu, aku langsung meminum sisa minyak penggorengan kue donat, yang pagi tadi digoreng oleh ibuku untuk sarapan pagi kita sekeluarga.
Karena kesal, aku langsung menyalahkan ibu, yang sembarangan mengisi mug . Padahal biasanya mug ini, tidak seperti biasanya ibu menarok sisa minyak penggorengan.
“Lho...salah sendirikan, nggak nanya-nanya dulu!” jawab ibuku di ruang tengah.
Perutku mual dan mules, karena baru kali ini merasakan minyak yang licin. Bukannya lega pelepas dahaga, malah kocokan perutku mengeluarkan minyak yangtadi terminum tanpa tersisa.
Tiba-tiba ibu langsung menghampiriku sambil menyuguhkan minuman hangat, seraya berkata,”yang ini baru teh hangat beneran, nih cepatan minum!”, desak ibu dengan pandangan mata kasih sayang.
“Aku baru sadar, karena sesungguhnya akulah yang salah. Kenapa malah menyalahkan ibu?”, pikirku menyesali diri.
Langsung aku peluk ibu, sambil meminta maaf karena telah menyalahkan ibu.
Ibuku tertawa geli melihat tingkah ku sambil menggoda, “tuh... di dapur masih banyak kok, minyak goreng yang mau diminum. Nanti kalau haus minum lagi ya?” Seloroh ibuku sambil beranjak pergi kedapur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H