Mohon tunggu...
Wiwit SHM
Wiwit SHM Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Menjadi Istri dan Ibu yang terbaik buat keluargaku tercinta. Silahkan follow blog saya http://www.blogger.com/wiwitsuhaimi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Karena Terpaksa

7 Agustus 2012   18:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sahur.....Sahur.....Sahur.....!

Sibuyung yang baru aja berumur 6 tahun terbangun mendengar suara sahur bersahutan diluar rumah, maupun suara panggilan dari Mesjid dan Mushala yang berada didekatrumahku. Saat itu menunjukan jam 3.00 pagi.“Maak..., buyung mau ikut sahur, buyung mau puasa besok,” begitu ungkapan dari anakku disaat awal bulan Ramadhan datang.

Aku senang tiada terkira, bukan karena aku memaksa bahwa anakku harus sahur dan puasa. Semuanya atas keinginan dankesadarannya sendiri. Menginggat usianya yang baru menginjak 6 tahun, aku hanya mengenalkan padanya tentang wajibnya seorangMukmin berpuasa di bulan Ramadhan.

Anakku sempat bertanya, “mengapa kita harus berpuasa maak, berpuasa itukan tak enak, udah haus, lapar lagi,” katanya lugas. Aku ketawa dan menjawab dengan sederhana,” bahwa itulah yang dinamakan puasa sayang, kita harus mampu menahan haus dan lapar dari waktu Imsak sampai waktu beduk berbuka datang,” Anakku Cuma ngangguk dan manggut-manggut.”oohh, gitu ya maak...!”.

Dalam taraf masih belajar berpuasa, anakku memang kadang puasa, kadang tidak. Puasanya masih setengah hari yakni sesudah waktu Zhuhur datang, dia lalu buru-buru minta berbuka, awalnya minta minum duluan baru minta makan. Tapi Hamdallah, itu sudah cukup bagiku.

Mudah-mudahan ini merupakan awal yang baik untuk merasakan berpuasa di bulan Ramadhan. Dan saya berdo’a semoga Allah memberikan pintu Hidayahnya kepada anakku.

Harapan saya terkabulkan. Empat hari yang lalu, anak saya ikut sahur bareng. “Buyung puasa besok maak, sampai beduk maghrib berdentang,” kata anakku. Alhamdulillah, batinku berucap. Rupanya Allah mendengar do’aku. Mudah-mudahan anakku kuat menjalani puasanya sampai bedug mahgrib ya Allah, aku berdo,a lagi.

Sesudah sahur dan subuh, sibuyung nggak mau tidur. Dia asyik aja nonton kartun yang ditayangkan oleh televisi swasta sampai jam 9.00 pagi. Itupun udah seperti orang ngantuk aja, karena nontonnya sambil tidur-tiduran.Akhirnya dia pamit untuk tidur, dan minta dibangunin jam 5 sore. “Ha...ha...ha...aku ketawa ngakak, apa nggak kelamaan tuchtidurnya sayang,nanti puasa nggak sah lho...!” kataku sambil ngajak dia tidur kekamar.

Tapi sepertinya dia nggak paham, yang penting matanya ngantuk, tiiduurr !!!! . Baru ajajam 2 siang, eee....tahunya sibuyung rupanya udah bangun duluan. Dan bertanya,” apa udah sore maak, apa udah jam 5 maak, apa udah berbuka maak,” bertubi-tubi pertanyaan yang muncul dari mulutnya, sambil komat-kamit, he...he... lucunya.

Aku hanya memberikan pengertian, bahwa berbukakira-kira tinggal 5 jam kurang lagi. Diapun diam sambil ngitung jam dinding rumah. “Kok lama lagi maak..?” matanyatiap sebentar tak henti-hentinya melototin jam dinding.

“Udaahh... , nonton dulu sana,,,ada kartun spesial tuch...!” jawabku sambil ngajak dia nonton TV. Aku berusaha mengalihkan perhatiannya dari jam dinding.

“Horeeee..., udah buka maak...!”, teriaknya senang. Saat itu aku lihat jam baru menunjukan pukul 18.00 wib. Rupanya azan di daerah Jakarta dan sekitarnya yang menunjukan waktu berbuka di layar Televisi.

Waktu berbuka didaerah jawa dan Padang tidak sama, beda setengah jam. Aku langsung cepat-cepat membantah bahwa waktu berbuka kita tak sama dengan daerah Jakarta. Sibuyunglagi-lagi pelototin jam dinding rumah.

Akhirnya kesabaran sibuyung terobati,sirenatanda waktu berbuka sudah berbunyi.

“Alhamdulillah maak, puasa buyung kali ini penuh. Buyung puasanyalima hari lagi ya maak?”, Kata anakku. “He...he...iya,” sahutku.

Esok malamnya mau sahur, dia juga minta ikutan, katanya mau puasa penuh lagi besok. Alhamdulillah..

Terimakasih anakku, kamu puasa bukan karena terpaksa, tapikarena Allah telah memberikan HidayahNYA kepadamu. Terimakasih ya Allah, do’a saya telah di Ijabah olehAllah SWT.Semoga anakku menjadi anak yang soleh, berbakti pada orangtua, nusa bangsa dan agama, Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun