Mohon tunggu...
Wiwit SHM
Wiwit SHM Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Menjadi Istri dan Ibu yang terbaik buat keluargaku tercinta. Silahkan follow blog saya http://www.blogger.com/wiwitsuhaimi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Batas Umur Sampai Kapankah?

26 April 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya tertarik dengan judul diatas, karena hal ini berhubungan erat dengan umur setiap manusia. Umur manusia tidak dapat diketahui dengan pasti, kapan dan saatnya kitadipanggil sang Khalik. Hal ini merupakan peringatan yang penting bagi manusia yang berakal sehat, sebelum ada tanda-tanda usia akan berakhir. Kita merasa bahwaumur masih panjang dan masih ada kesempatan hidup didunia, dengan tidak meninggalkan kewajiban kita kepada sang Pencipta.

Sepulang sekolah, saya menemani anak bermain bareng adiknya. Sambil mewarnai gambar yang dibuatnya sendiri, anak saya yang berumur lima tahun bertanya, umur aku sampai kapan sih bu?”.Saya kaget dan sempat bingung mau jawab apa, karena tidak disangka pertanyaan anak sekecil ini bertanya kehal yang paling sakral menurut saya. “Emangnya kenapasayang?” saya bertanya lagi, sambil berpikir mau jawab apa dan bagaimana. “Nggak, Cuma nanya aja kok bu, apakah umur kita ada batasnya gitu?”, jawab anak saya. Lalu saya menjawab dengan penuh hati-hati agar anak saya dapat memahami secara sederhana, “bahwa umur manusia hanya Tuhan yang tahu sampai kapan batas kita hidup didunia, kita hanya berdo’a pada Tuhan agar diberi umur yang panjang”. Terus anak saya bilang begini, kalau aku berdo’a minta umurnya pada Tuhansampaiseratus tahun ajalah ya bu, biar aku dapat hidup lebih lama lagi”. Ha....ha...ha, emangnya kamu kuat hidup sampai seratus tahun sayang ?, “yaah...nggak tahulah bu” jawab anak saya polos.

Yang bertanya, sampai kapan kita hidup didunia adalah seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa, apalagi saya ? Apakah saya udah siap untuk bekal diakherat nanti ? Pertanyaan ini yang selalu ada dibenak saya, karena merasa hidup saya belum penuh dengan amal kebajikan. Saya sebagai manusia biasa, sudah tentu merasa bersalah dan berdosa, baik kepada manusia maupun kepada Tuhan. Seperti pribahasa “Lautan mana yang tak berombak dan bumi mana yang tak berhujan(tiap-tiap pekerjaan pasti ada resikonya dan balasannya)”, Maka dari itu, saya harus memohon ampun dan bertekad bahwa tiada hari tanpa berbuat kebaikan, semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya.

Saya sebagai orang mukmin yang betaqwa, hanya padaNYA aku meminta ampun. Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Pengasih.

Seperti firman Allah: “Dan bersegeralah kamu memohon ampun dari Tuhanmu dan memohon surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (S. Ali ‘Imran, ayat : 133)”.

Sebelum ada tanda-tanda usia akan berakhir, dan tidak sedikit orang mengira bahwa hidup masih lama, karena kematian tidak dapat satupun orang mengira kapan datangnya. Untuk itu, kita harus mempersiapkan bekal selama masih hidup didunia seperti pepatah(beramal baiklah seolah-olah kamu akan mati besok dan bekerjalah seolah-olah kamu akan hidup lama).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun