Ulip mendapat undangan pesta dilokasi kediamannya dari seorang tetangga. Diselebaran undangan tertulis ‘yth. Sdr Ulip di tempat’. Dia merasa undangan suatu kehormatan baginya untuk hadir dipesta itu. Dia sudah berencana untuk menyumbangkan beberapa lagu dengan suara emas menurut yang dia punya.
Saatnya Ulip dipanggil unjuk kebolehan untuk menyanyikan lagu kesukaannya. Dia mulai dengan suara khasnya, sementara waktu membuat orang larut dalam menikmati tembang yag dia nyanyikan. Tapi belum tuntas Ulip merampungkan lagu faforitnya semua orang yang hadir udah meninggalkannya seorang diri diatas pentas orgen yang mengiringi lagunya.
“Kabur yok, biarin aja si Ulip dipentas sendirian” ujar seorang warga.
“Yooookkk...!”, maka dengan segera para hadirin lari meninggalkan Ulip yang kebengongan.
Datang seorang tamu lagi menghampiri Ulip, dia adalah sang Ibu yang menyuruh Ulip turun dari pentas.
“Turun Ulip, orang udah sepi, nggak mau mendengarkan lagumu”
“Ya Emak, aku juga mau pulang”
Maka pulanglah mereka tanpa ada yang memandang kepergiannya.
Tahukah mengapa para hadirin lari begitu mendengarkan lagu yang didendangkan Ulip ?.
Tentu para pembaca yang budiman ingin mengetahuinya atau sudah mengetahuinya. Yang Ulip dendangkan adalah sebuah tembang lama yang melegendaris “Aku Masih Seperti Yang Dulu”
Karena dulunya Ulip, orang yang pernah terganggu jiwanya, dan pernah dirawat di RSJ, itu sebabnya orang yang menganggap Ulip masih seperti yang dulu, padahal Ulip sudah sembuh seperti sediakala.
(Hanya sekedar humor belaka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H