Mohon tunggu...
Dwi NurwaqiahFitriyah
Dwi NurwaqiahFitriyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar

Calon Ahli Gizi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting: Ketika Nutrisi yang Cukup Justru Menjadi Bumerang bagi Masa Depan Anak

23 Agustus 2024   08:42 Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:51 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di seluruh dunia, mempengaruhi sekitar 162 juta anak di bawah usia lima tahun. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dari standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan sering kali merupakan hasil dari kekurangan gizi yang berkepanjangan serta infeksi berulang. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa meskipun banyak anak mendapatkan akses ke makanan yang tampaknya bergizi, mereka tetap mengalami stunting. Fenomena ini menunjukkan bahwa nutrisi yang cukup tidak selalu menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anak.

Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga merupakan hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor. Salah satu penyebab utama adalah kesehatan dan nutrisi ibu selama kehamilan. Ibu yang mengalami kekurangan gizi, infeksi, atau stres selama kehamilan dapat melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang berisiko lebih tinggi mengalami stunting. Selain itu, praktik pemberian makan yang tidak memadai, seperti menyusui yang tidak eksklusif selama enam bulan pertama dan pemberian makanan pendamping yang tidak cukup bergizi, juga berkontribusi pada masalah ini.

Faktor lingkungan dan sosial juga memainkan peran penting. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih lebih rentan terhadap infeksi, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi stunting. Selain itu, kemiskinan dan ketidakadilan sosial sering kali menghalangi keluarga untuk mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi.

 Bagaiaman jika nutrisi cukup, namun tidak merata? Satu hal yang menarik untuk dicatat adalah bahwa di banyak negara, terutama di daerah perkotaan, makanan yang bergizi mungkin tersedia, tetapi tidak semua anak dapat mengaksesnya. Ketersediaan makanan sehat tidak selalu berarti bahwa semua anak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan. Misalnya, dalam keluarga dengan pendapatan rendah, meskipun ada akses ke makanan bergizi, prioritas untuk memenuhi kebutuhan dasar lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan, sering kali mengalahkan kebutuhan gizi anak.

Selain itu, ada juga masalah dengan pemahaman tentang nutrisi. Banyak orang tua mungkin tidak menyadari pentingnya variasi dalam diet anak mereka. Mereka mungkin memberikan makanan yang tampaknya sehat, tetapi kurang dalam kualitas dan kuantitas yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan yang sehat. Ini menunjukkan bahwa pendidikan tentang gizi sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan makanan yang tidak hanya cukup, tetapi juga seimbang.

Dampak stunting tidak hanya terlihat pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat berlanjut hingga dewasa. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung di kemudian hari. Selain itu, stunting juga berdampak pada kemampuan kognitif dan pendidikan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang stunted cenderung memiliki hasil pendidikan yang lebih buruk, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan mereka di masa depan.

Stunting juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Menurut estimasi, stunting dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) suatu negara hingga 3%. Ini menunjukkan bahwa masalah stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah pembangunan ekonomi yang harus ditangani secara serius oleh para pembuat kebijakan.

Untuk mengatasi masalah stunting, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi. Pertama, penting untuk meningkatkan kesehatan dan nutrisi ibu sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Program-program yang mendukung gizi ibu, seperti suplementasi zat besi dan asam folat, harus diperluas.

Kedua, intervensi gizi yang ditargetkan untuk anak-anak, termasuk promosi menyusui eksklusif dan pemberian makanan pendamping yang bergizi, harus diperkuat. Pendidikan tentang praktik pemberian makan yang baik juga harus menjadi bagian dari program kesehatan masyarakat.

Ketiga, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperburuk stunting. Program-program yang meningkatkan kondisi hidup dan lingkungan anak-anak harus menjadi prioritas.

Akhirnya, keterlibatan masyarakat dalam program-program gizi dan kesehatan sangat penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun