Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Puspita Sari
Dwi Wahyu Puspita Sari Mohon Tunggu... -

Dwi Wahyu Puspita Sari\r\nSeorang Mahasiswi Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekuasaan Membutakan Segalanya

6 April 2014   09:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi seorang penguasa maupun pemimpin yang berkuasa tentu mempunyai tanggung jawab yang besar. Tugas berat dipikul para penguasa dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya. Namun kenapa kedudukan kekuasaan selalu diperebutkan banyak orang? Apa yang mereka cari dari kekuasaan yang mereka miliki?

Banyak orang rela mengorbankan segala-galanya untuk menjadi seorang penguasa. Berkorban, waktu, tenaga, harta benda, bahkan tumpang tindih pendapat hingga menuju pada permusuhan. Segala akal dan pikiran mereka gunakan untuk mewujudkan keinginan mereka. Kaidah moral sering kali mereka abaikan begitu saja. Malah kebanyakan dari mereka merancang isu-isu politik demi menjatuhkan lawan. Dalam perebutan kekuasaan kawan bisa menjadi lawan. Tak sedikit dari mereka yang gila akibat gagal, harta telah mereka pertaruhkan namum kekuasaan tak juga didapatkan . Rasa malu yang terlau besar menjadi pukulan tersendiri bagi mereka.

Lantas sesungguhnya apa yang mereka perebutkan?

Mereka berebut kekuasaan belum tentu tahu dan paham akan tugas dan kewajiban menjadi penguasa. Motivasi terbesar mereka untuk menjadi seorang penguasa adalah karena ingin hidup bergelimang harta, bertahta tinggi sehingga disegani banyak orang dan ingin melaksanakan keinginan yang ada dibenak mereka. Dengan kekuasaaan bisa memperoleh sumber-sumber daya kekuasaan, kewenangan dan hak-hak legitimasi bisa dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan yang mereka inginkan. Mereka tak pernah menyadari akan arti sebuah kekuasaan yang sesungguhnya.

Bagaimana nasib negara ini ?

Jika semua calon penguasa berebut kekuasaan hanya dengan alasan-alasan yang demikian maka kemerosotan dan kehancuran akan siap menerpa. Tak seharusnya pola pikir calon penguasa di dominasi oleh sifat serakah dan keegoisan mereka. Perlu kiranya memikirkan nasib rakyat dan memperjuangkan cita-cita negara. Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang penguasa untuk mengayomi rakyat. Kekuasaan tak boleh disalah gunakan. Penyalahgunaan kekuasaan dapat berdampak buruk bagi rakyat dan negara.

Negara memerlukan penguasa yang kompeten dibidangnya. Bukan hanya sekedar nafsu individualistis yang dimiliki tetapi rasa nasionalis yang tinggi. Jika para calon penguasa dapat konsisten ketika ia telah menjadi seorang penguasa, dan benar-benar memegang teguh landasan negara dan semboyan negara tak mustahil bila negara ini akan menjadi negara yang maju dan sejahtera. Itulah seorang calon penguasa yang baik, seorang penguasa yang bijaksana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun