Kepuasan terbesar seorang penyair bukanlah berupa sanjungan atau pujian. Kepuasaan itu hanya berasal dari sebuah kesediaan orang lain untuk membaca karya yang dibuatnya. Dan jika kita berkaca pada perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang saat ini, yang namanya "dunia maya" itu memiliki peran penting dalam mencapai kepuasan seorang penyair. Mengapa? Karena penyair di era ini cenderung lebih sering mempublikasikan karyanya lewat dunia maya. Lebih cepat dan tanpa batas, siapa saja bisa menikmati karyanya. Dan tak aneh bukan, bila sekarang banyak kita temukan penyair-penyair muda yang mulai merintis karya-karyanya di dunia maya.
Karya-karya yang dipublikasikan dikemas dengan tampilan yang lebih menarik, penuh warna dan lebih segar seperti kumpulan prosa dan musikalisasi puisi. Pada dasarnya puisi ini hanya bentuk komunikasi penyair untuk menyampaikan pengalaman, pemikiran, dan imajinasinya hingga pembaca dapat merasakannya juga. Dan puisi di zaman sekarang ini cenderung banyak menceritakan fenomena-fenomena yang terjadi pada anak muda di zaman ini. Sehingga puisi tidak lagi menjadi sebuah karya sastra yang terkesan kuno dan membosankan.
Kalau boleh berharap kegiatan tulis-menulis dan rangkai-merangkai kata-kata ini suatu saat nanti akan berubah menjadi suatu trend baru yang positif untuk anak muda. Bukan hanya menjadi trend tapi sebagai wadah untuk mengekspresikan jiwa dan membagikan inspirasi juga semangat baru bagi sesama. Tak perlu menjadi the next Chairil Anwar atau Ebiet G Ade, cukuplah menjadi dirimu sendiri. Karyamu adalah cerminan jiwamu.
Mari sebarkan virus-virus untuk melakukan kegiatan positif yang menyenangkan dan bermanfaat di masa muda.
Penulis: Dwi Utari
Follow my blog at Tumblr and listen to my voices and tracks at Soundcloud
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H