Mohon tunggu...
Dwi Utomo
Dwi Utomo Mohon Tunggu... Administrasi - Fiskus sekaligus rakyat jelata

Saat ini bekerja di kantor pajak di Batu, Jawa Timur. Mempunyai minat menekuni dunia grafis dan informasi teknologi ringan. Mempunyai blog yang isinya sekitar pajak di www.contohpajak.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Biar Eksis, Mobil Dinas Perlu Batik-an

20 April 2018   11:40 Diperbarui: 20 April 2018   12:24 4351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu seorang warganet membuat ajakan bersama yang tujuannya mulia yaitu untuk menjaga aset milik negara. Ajakan yang disebar di fesbuk itu mengajak PNS untuk mewarnai mobil dinasnya dengan motif batik korpri.

Sudah pada tahu khan, lambang korpri itu kayak gimana? Itu lho yang kayak gambar beringin ada sayapnya. Kalau nggak tahu coba pinjam baju PNS pemda tetangga deh, pasti punya.

Well, sebuah ajakan nyeleneh tetapi inovatif dan saya yakin itu diluar alam pikiran jutaan PNS se-Indonesia juga dilampiri dengan foto render sebuah mobil sejuta umat yang lengkap dengan sepuhan logo korpri disana-sini tampak menyolok mata pemirsa, dilihat dari kejauhan pun langsung kelihatan kayak batik korpri meteran jalan sendirian.

Sebagai PNS pajak, saya pribadi yang di kantor pajak menjadi bimbang apakah harus sependapat atau tidak. Mobil dinas, apapun merk, bentuknya, spek, tahun lahirnya selama itu masih tercatat di buku inventaris Barang Milik Negara (BMN) maka sudah menjadi kewajiban bersama bahkan secara tertulis ada aturannya untuk dijaga barangnya. Dijaga artinya ya barangnya ada nggaknya (maksudnya jangan sampai hilang digadaikan), ya kesehatannya, mesti masuk bengkel secara rutin dan diservis bener-bener bukan asal poles mentang-mentang bengkelnya kenalan sendiri juga dijaga martabatnya.

Mobil juga bukan manusia, tetapi masak iya pegawai yang naikin setiap hari gak punya empati terhadap benda mati, kalau sama benda mati aja udah cuek gimana dengan istri di rumah sodara-sodara, loh kok kesitu. Gini lho tidak jarang ada celetukan warga biasa melihat mobil dinas, yang mudah dikenali dengan pelat merahnya nongkrong di mall, di tempat karaoke, di panti pijat hinga di hutan biasanya yang terakhir mobilnya dinas kehutanan normalnya. Tetapi jika di mobil ada logo dinas pertanian tapi nongkrongnya di diskotek atau logo dinas kesehatan nongkrongnya di hutan, nah kita harus curiga.

Saya pribadi nggak akan curiga duluan apalagi langsung menghakimi, sudah jelas dalam agama saya diajarkan untuk selalu husnudzon/berbaik sangka kepada siapapun termasuk ke armada pemerintahan itu. Mungkin orang dinas pertanian sedang mengarahkan karyawan diskotek untuk beralih profesi menjadi petani (nah yang ini gubernur Anies perlu coba juga biar mbubarin klub malam gak harus nunggu ijin habis dst) atau mungkin PNS dinkes sedang memberikan pemeriksaan gratis ke para penjaga hutan (gak tahu siapa ini).

Hanya saja jika semua orang gampang berbaik sangka, bisa ngelunjak oknum PNS yang menyelewengkan mobdin tidak sesuai peruntukannya. Apalagi saya sering nemui juga pelat merah nomornya sudah dibungkus dengan kaca film biru sehingga dari kejauhan sulit dikenali ini mobil milik pemerintah atau pribadi.

Terlebih lagi menjelang lebaran sudah pasti mobil dinas atau motor dinas bisa ikutan mudik tanpa harus ikutan puasa. Dan dikhawatirkan begitu kembali ngantor mobil dinasnya jadi sakit dan rewel, wajar kan orang lebaran nggak mungkin mikirin ke bengkel, mestinya sibuk keliling sana-sini ya maaf-maafan ya libur-liburan.

Kembali lagi ke masalah kepantasan dan hakikat mobil dinas, yang namanya kendaraan dinas dipakainya ya untuk keperluan dinas saja. Jangan sampai dipakai ke tempat-tempat yang gak pantas apalagi remang-remang.

Makanya usulan dicat logo korpri, ditempeli stiker atau mau digambari manual sama pegawainya jelas biar kendaraan semakin punya identitas, gak bingungi, mudah dikenali asal logonya pas, gak kebesaran jadi yang naik bisa malu kalau dipakai sembarangan. Nah kalau udah malu otomatis kan trip kendaraan bisa awet muda, anggaran perawatan makin efisien dan ini jelas mendukung program pemerintah untuk kesejateraan bangsa. Oke, sip khaan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun