Siapa sih yang mau masuk ke dalam toxic circle? Pasti tidak ada yang mau kan... Tapi beda cerita kalau kita sudah dan tidak sengaja terjebak di dalam lingkaran yang berimpact negatif itu.Â
Berbagai pertanyaan sering disampaikan kepada orang-orang yang terlanjur masuk ke dalam toxic circle. "Kamu kenapa betah sih sama mereka?" atau "Kenapa nggak keluar aja sih dari circle itu? Nggak berani ya?"
Bukan perihal betah tidak betah, berani tidak berani, dan juga mereka masih berada di circle tersebut bukan berarti mereka masih ingin terus berada di sana.Â
Hanya saja, mereka masih butuh pertimbangan, bisa jadi karena adanya hubungan yang terikat atau bahkan suatu ancaman.  Toxic circle sering terjadi di lingkungan pertemanan (toxic friendships), namun bisa juga berasal dari lingkungan keluarga, percintaan, pekerjaan dan sebagainya.
Kamu merasa ada yang nggak beres sama circle terdekatmu? Yuk kenali circle-mu itu termasuk "Toxic" atau bukan...
Merasa tidak nyaman
Dalam pertemanan tentunya kita bisa bahagia, sedih, susah, senang dan semua ekspresi bisa kita gunakan dengan lepas. Dengan berada di circle itu, tentunya kita akan merasa aman dan nyaman. Tapi, aneh bukan jika kita tidak merasa aman dan nyaman di circle yang menurut kita sangat dekat itu?
Tidak adanya respon positif
Umumnya di lingkup terdekat, pendapat, pembahasan dan ide-ide kita akan direspon dengan baik. Namun, jika selama berada di dalam suatu circle hanya sedikit mendapat respon positif atau dengan kata lain respon negatif yang lebih mendominasi, maka bisa jadi kamu sudah masuk ke dalam toxic circle.
Membuat kita merasa semakin kecil