Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cemburu = Cinta? K-Drama Jealousy Incarnate (2016)

2 Juni 2020   00:32 Diperbarui: 3 Juni 2020   00:25 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Na-ri yang selalu memperhatikan Hwa-shin (imdb.com)

Pernah gak menyimpan rasa suka dengan seseorang sampai 3 tahun? Melihatnya dari jauh saja sudah bikin hati dangdutan, apalagi memandangnya dari dekat. Memikirkannya saja sudah bikin auto senyum, pipi merah memanas, apalagi kalau berpapasan atau berdekatan. Rasa hati ingin pingsan. Pingsan ke pelukannya hahaha

Begitulah perasaan Pyo Na-ri (Gong Hyo-jin) pada Lee Hwa-shin (Cho Jung-seok). Na-ri adalah seorang gadis pembawa ramalan cuaca, tampil hanya 60 detik pada akhir siaran berita. 

Dan Hwa-shin adalah reporter senior. Ganteng, sukses, kaya, dan songong. Seluruh kantor, bahkan para tetangga, tahu bahwa Na-ri naksir berat sama Hwa-shin. Namun, jangankan berbalas, Na-ri lebih sering mendapatkan kalimat-kalimat sinis dan kejam dari Hwa-shin. 

Sampai suatu hari, karena tidak sengaja, Na-ri mencurigai keanehan pada bagian tubuh Hwa-shin, yang dikenalnya sebagai gejala penyakit kanker payudara. 

Na-ri sangat familiar dengan penyakit ini, karena ibu dan neneknya menderita kanker ini. Dengan pertimbangan genetik, maka secara rutin Na-ri wajib memeriksakan dirinya, sehingga kelainan apapun dapat dideteksi secara dini. Na-ri terus saja memaksa Hwa-shin untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Dan Hwa-shin pun terus saja menolak, merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.

Tapi memang dasarnya semesta sudah berkehendak. Akibat suatu kecelakaan lalu lintas, Hwa-shin merasakan nyeri di bagian dadanya. Mau tidak mau Hwa-shin harus memeriksakan dirinya ke dokter. Dokter pun menemukan keanehan yang sama, dan mewajibkan Hwa-shin menjalani test mammogram. Ternyata benar, hasil test menunjukkan bahwa Hwa-shin menderita penyakit kanker payudara, yang sangat jarang diderita oleh pria. Bisa dibayangkan betapa terlukanya harga diri Hwa-shin sebagai laki-laki. 

Dokter meminta Hwa-shin untuk segera menjalani operasi. Pada saat yang sama, hasil pemeriksaan rutin pun menyebabkan Na-ri harus menjalani operasi. 

Ternyata mereka ditempatkan di ruang rawat yang sama. Hwa-shin mengancam Na-ri untuk merahasiakan penyakit dan perawatan yang dijalani Hwa-shin dari rekan-rekan sekerja mereka.  

Na-ri yang selalu memperhatikan Hwa-shin (imdb.com)
Na-ri yang selalu memperhatikan Hwa-shin (imdb.com)

Ketika mereka kembali ke pekerjaan, Hwa-shin kembali tidak memperdulikan Na-ri. Tapi, walaupun sudah diancam, dicuekin, dikasarin, namun Na-ri tidak menghiraukan. Dia jauh lebih peduli akan kesehatan Hwa-shin daripada Hwa-shin sendiri. Apalagi Na-ri sudah kehilangan ibu dan nenek karena penyakit ini. 

Dia tahu jelas apa yang dirasakan penderita. Na-ri terus mendampingi Hwa-shin sepanjang perawatannya. Lambat laun, Hwa-shin mulai bisa merasakan perhatian dan sayang Na-ri padanya. 

Tapi yang namanya Hwa-shin, kaya'nya dosa kalo dia gak songong hahaha Tetap aja Hwa-shin masih suka bicara kasar ke Na-ri, walaupun sebenarnya dia membutuhkan Na-ri. 

Sampai kemudian sahabat Hwa-shin, Ko Jung-won (Ko Gyung-po), ternyata menyukai Na-ri. Mulailah hati Hwa-shin terusik. Dan makin galau lagi karena Na-ri pun ternyata membalas perasaan Jung-won. 

Rasa hati gak terima, "Kan tiga tahun ngecengin gw?? Ketika gw mulai suka, apa kabar kok dia malah suka sama orang lain?? Sabahat gw pulak!", kira-kira begitu pikiran Hwa-sin. Biasalah, pria songong takut kehilangan fans.. hihi

Walau pedih, Hwa-shin tetap berusaha sportif. Walau hati merana terbakar cemburu, tapi dia juga tidak mau merusak hubungan Na-ri dengan Jung-won. 

Hwa-shin berusaha menjauhi Na-ri, namun ternyata perasaannya pada Na-ri malah semakin dalam. Sampai akhirnya perasaan ini diketahui oleh Na-ri. Pasti bikin bingung dong ya... "Tiga tahun gw kejar-kejar, lo gerak juga nggak, yang ada malah bengis. Giliran gw jadian sama sahabat lo, tiba-tiba lo cinta ma gw?? Situ sehat???", demikian monolog Na-ri versi penulis hahaha

Namun ternyata perasaan tiga tahun itu tidak serta merta hilang. Na-ri tidak pasti dan mulai galau dengan perasaannya sendiri, antara Hwa-shin yang judes-tapi-Na-ri-pernah-dan-masih-suka atau Jung-won yang ganteng-lembut-baik-hati-Na-ri-suka-juga. Lalu bagaimana akhir kisah trio galau ini? 

Trio Galau : Ko Jung-won, Pyo Na-ri, dan Lee Hwa-shin (imdb.com)
Trio Galau : Ko Jung-won, Pyo Na-ri, dan Lee Hwa-shin (imdb.com)

Kalau kamu romance junkie, seperti halnya penulis, maka drama korea Jealousy Incarnate, atau judul lainnya Don't Dare to Dream, ini benar-benar bikin bahagia. 

Akting Cho Jung-seok memerankan pria sombong tapi galau tapi gengsi tapi cinta ini sungguh bikin mabuk. Kasmaran! Penulis pun ikutan galau. Terserang "second lead syndrome", dan bukan sekali, tapi dua kali! Hikss

Chemistry antara Na-ri dan Hwa-shin merasuk sampai ke hati. Ketika mereka saling memandang. Ketika Hwa-shin sok gaya padahal menahan rasa. Ketika Na-ri dan Hwa-shin merasa nyaman saat mereka bersama. Setiap gerakan, mulai sorot mata, gerakan alis, tarikan senyum di bibir, semua seperti meneriakkan cinta. 

Ahhhh!! Rasanya pengen bilang ke Hwa-shin, "Bang, sini sama aku aja.. Ntar aku temenin ke dokter, tapi pulangnya masakin ramyun ya...". Hahaha... Halu maksimal! 

Seperti biasa, pasti ada pesan moral dari semua drama korea. Antara lain:

1. Hwa-shin adalah seorang pewarta yang profesional. Buat Hwa-shin, seorang pewarta hanya boleh menyampaikan fakta. Dan pewarta bekerja untuk pemirsanya, dan bukan untuk kepentingan sponsor. 

Walaupun itu artinya Hwa-shin dimusuhi oleh abang dan seluruh keluarganya, atau dianggap egois dan jahat oleh sahabatnya, bahkan membuatnya kehilangan pekerjaan, tapi Hwa-shin tidak merasa ada yang salah selama apa yang disampaikannya adalah fakta.  

2. Na-ri selalu mencintai dengan tulus. Na-ri mencintai Hwa-shin dengan tulus, sungguh-sungguh mau menolong Hwa-shin supaya bisa sembuh. Na-ri juga mencintai pekerjaannya dengan tulus. 

Tidak peduli kalau hanya tampil 60 detik, tidak peduli kalau pembawa berita ramalan cuaca hanya dianggap warga kelas dua, buat Na-ri pekerjaannya itu penting. 

Dia ingin membantu pemirsa dengan memberikan informasi yang akurat, sehingga mereka bisa mempersiapkan diri menghadapi cuaca buruk. Karena itu, Na-ri selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertugas. Dengan inisiatif sendiri, Na-ri mengumpulkan informasi tentang cuaca dari BMKG setempat.

3. Sesuatu baru terasa berarti ketika kita kehilangan. Kadang-kadang kita memang butuh trigger untuk sadar akan perasaan kita. Kalau memang untuk kita, maka mudah-mudahan akan kembali dan jadi milik kita. Tapi seringkali itu hanya berlaku di dunia drama dan novel remaja. Di dunia nyata, kalau lambat bertindak, yang ada keburu ilang digondol orang! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun