Pernah gak menyimpan rasa suka dengan seseorang sampai 3 tahun? Melihatnya dari jauh saja sudah bikin hati dangdutan, apalagi memandangnya dari dekat. Memikirkannya saja sudah bikin auto senyum, pipi merah memanas, apalagi kalau berpapasan atau berdekatan. Rasa hati ingin pingsan. Pingsan ke pelukannya hahaha
Begitulah perasaan Pyo Na-ri (Gong Hyo-jin) pada Lee Hwa-shin (Cho Jung-seok). Na-ri adalah seorang gadis pembawa ramalan cuaca, tampil hanya 60 detik pada akhir siaran berita.Â
Dan Hwa-shin adalah reporter senior. Ganteng, sukses, kaya, dan songong. Seluruh kantor, bahkan para tetangga, tahu bahwa Na-ri naksir berat sama Hwa-shin. Namun, jangankan berbalas, Na-ri lebih sering mendapatkan kalimat-kalimat sinis dan kejam dari Hwa-shin.Â
Sampai suatu hari, karena tidak sengaja, Na-ri mencurigai keanehan pada bagian tubuh Hwa-shin, yang dikenalnya sebagai gejala penyakit kanker payudara.Â
Na-ri sangat familiar dengan penyakit ini, karena ibu dan neneknya menderita kanker ini. Dengan pertimbangan genetik, maka secara rutin Na-ri wajib memeriksakan dirinya, sehingga kelainan apapun dapat dideteksi secara dini. Na-ri terus saja memaksa Hwa-shin untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Dan Hwa-shin pun terus saja menolak, merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.
Tapi memang dasarnya semesta sudah berkehendak. Akibat suatu kecelakaan lalu lintas, Hwa-shin merasakan nyeri di bagian dadanya. Mau tidak mau Hwa-shin harus memeriksakan dirinya ke dokter. Dokter pun menemukan keanehan yang sama, dan mewajibkan Hwa-shin menjalani test mammogram. Ternyata benar, hasil test menunjukkan bahwa Hwa-shin menderita penyakit kanker payudara, yang sangat jarang diderita oleh pria. Bisa dibayangkan betapa terlukanya harga diri Hwa-shin sebagai laki-laki.Â
Dokter meminta Hwa-shin untuk segera menjalani operasi. Pada saat yang sama, hasil pemeriksaan rutin pun menyebabkan Na-ri harus menjalani operasi.Â
Ternyata mereka ditempatkan di ruang rawat yang sama. Hwa-shin mengancam Na-ri untuk merahasiakan penyakit dan perawatan yang dijalani Hwa-shin dari rekan-rekan sekerja mereka. Â
Ketika mereka kembali ke pekerjaan, Hwa-shin kembali tidak memperdulikan Na-ri. Tapi, walaupun sudah diancam, dicuekin, dikasarin, namun Na-ri tidak menghiraukan. Dia jauh lebih peduli akan kesehatan Hwa-shin daripada Hwa-shin sendiri. Apalagi Na-ri sudah kehilangan ibu dan nenek karena penyakit ini.Â